Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bahas Program Makan Siang Gratis, Anies: Dasar Hukumnya Apa?

Kompas.com - 04/03/2024, 08:42 WIB
Irfan Kamil,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan mempertanyakan dasar hukum pemerintah menguji coba program makan siang gratis yang diusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3, Prabowo-Gibran.

Padahal, proses hasil perhitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024 belum seluruhnya rampung.

“Pemerintah mulai membuka diri kepada pemenang setelah KPU menetapkan. Sebelum KPU menetapkan, pertanyaannya dasar hukumnya apa? ketika pemerintah merapatkan rencana sebuah paslon (pasangan calon), dasar hukumnya apa?” kata Anies saat ditemui di Kampung Akuarium, Jakarta Utara, Minggu (3/3/2024).

Anies menilai, sikap pemerintah yang mulai melakukan pembahasan untuk program pemerintah selanjutnya merupakan bentuk keterbukaan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Baca juga: Pro Kontra Program Makan Gratis Prabowo-Gibran di Masyarakat

Namun demikian, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menekankan perlunya dasar hukum atas segala tindakan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut.

“Negara itu kan bergerak menggunakan aturan hukum bukan? ketika sudah ada surat keputusan KPU nomor xyz tanggal sekian, tahun sekian, ditetapkan pasangan abcd menjadi pemenang itu menjadi dasar untuk pemerintah mengakomodasi. Tapi, kalo belum ada keputusan lalu apa dasarnya?” ujar Anies.

“Kalau itu (simulasi makan siang gratis) dikerjakan oleh pasangan terserah, tapi enggak boleh oleh negara. Bahkan, negara merapatkan (membahas) pun dasarnya apa? Enggak ada dasar hukumnya,” katanya lagi.

Program makan siang gratis yang diusung pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran diuji coba oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Baca juga: Asosiasi Guru Tolak Dana BOS Sekolah Dipakai untuk Makan Siang Gratis

Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan bahwa Kemenko Perekonomian melakukan uji coba program makan siang gratis lantaran berperan untuk menentukan besaran anggaran yang dibutuhkan program ini pada APBN.

"Yang desain program itu kan pemerintahan baru, kita diminta menyiapkan. Terus harus diantisipasi, disiapkan lah ya dalam postur APBN kita," kata Susi saat ditemui di Hotel Ritz Carlton, Jakarta pada 29 Februari 2024.

Susi menjelaskan, sesuai prosedur, program pemerintahan yang akan dilaksanakan tahun depan dirancang oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (KementerianPPN/Bappenas).

Setelah itu, Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas menyampaikan usulan program ke Menko Perekonomian untuk kemudian dilaporkan ke Presiden.

“Kan undang-undangnya begitu, tanggung jawabnya di Pak Menko, namanya Menko Perekonomian," kata Susi.

Baca juga: Makan Siang Gratis Dibahas meski Prabowo Belum Terpilih, TKN: Loh, Pemimpin Dunia Sudah Beri Selamat

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu pemerintah telah menyatakan program makan siang dan susu gratis yang diusung Prabowo-Gibran bakal masuk dalam RAPBN 2025.

Saat ini, pemerintah tengah membahas Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) sebagai landasan APBN 2025.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com