Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Diyakini Bawa Keuntungan Elektoral jika Gabung Golkar karena Pendukungnya Loyal

Kompas.com - 04/03/2024, 08:03 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo diyakini bakal memberikan keuntungan elektoral buat Golkar jika berlabuh ke partai berlambang beringin itu.

Pasalnya, Jokowi memiliki pendukung loyal yang besar. Manuver politik Jokowi dipercaya akan diikuti oleh pilihan pendukungnya.

“Pertama, Jokowi punya nama besar. Kedua, loyalis voter Jokowi masih solid yang bisa beralih ke Golkar,” kata pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno kepada Kompas.com, Minggu (3/3/2024).

Menurut Adi, loyalitas pendukung Jokowi dapat dibuktikan dari menurunnya perolehan suara PDI Perjuangan pada Pemilu 2024. Setelah belakangan renggang dengan Jokowi, suara PDI-P turun di kisaran 16 persen menurut quick count atau hasil hitung cepat sejumlah lembaga.

Padahal, pada Pemilu 2019, ketika PDI-P masih mesra dengan Jokowi, partai banteng mengantongi 19,33 persen suara.

“Perolehan pileg PDI-P turun dari 19 persen ke 16 persen. Hilang 3 persen itu dipersepsikan karena pemilih Jokowi yang dulu ke PDI-P pindah ke lain hati,” terang Adi.

Baca juga: Tak Membantah Tidak Juga Membenarkan, Mungkinkah Jokowi Berlabuh ke Golkar?

Dari sejumlah partai politik pendukung Jokowi saat ini, Adi menilai, Golkar paling memungkinkan menjadi labuhan baru bagi mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Pertama, Golkar merupakan partai politik tua dengan massa pendukung besar. Pada Pemilu 2019 lalu, partai berlambangan pohon beringin itu mengantongi 17.229.789 suara nasional, terbanyak ketiga setelah PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.

Kedua, Golkar tak memiliki figur sentral. Dengan situasi tersebut, Jokowi bisa jadi tokoh besar partai.

Berbeda dengan Partai Gerindra, misalnya, sulit buat Jokowi bergabung lantaran partai berlambang garuda itu memiliki Prabowo Subianto, sang ketua umum, sebagai figur sentral.

“Kalau di Golkar, aura Jokowi masih terlihat kuat meski sudah tak lagi jadi Presiden karena di Golkar sejauh ini tak ada figur sentral,” ujar Adi.

Adi menyebut, kemungkinan Jokowi bergabung ke Golkar bergantung pada dua hal. Pertama, apakah Jokowi berkeinginan. Kedua, apakah Golkar bersedia menerima Jokowi atau tifak.

Namun, Adi meyakini, kedua pihak sama-sama memiliki ketertarikan. Pun, jika berlabuh ke Golkar, Jokowi dipastikan akan diganjar posisi strategis yang bisa menguntungkan mantan Wali Kota Solo itu.

“Golkar partai besar tampat paling nyaman untuk berlindung di kemudian hari setelah Jokowi tak lagi jadi Presiden,” katanya.

Melihat sejumlah pernyataan elite Golkar, Adi menilai, partai beringin tampak menyambut baik isu bergabungnya Jokowi. Pun Jokowi tak memberikan bantahan mengenai desas-desus ini.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com