“Ini juga upaya dari kami untuk coba membuat sesuai yang tidak berharga menjadi berharga. Kami banyak ambil bahannya itu di tempat pembuangan. Kami pilih yang cocok dan seterusnya kami olah dengan berbagai motif menarik,” ucap Sieltje.
Berkat keunikan tersebut, tak heran jika produk perhiasan yang dihasilkan Artistica Jewelry begitu diminati banyak orang. Utamanya, konsumen yang berasal dari luar negeri.
“Memang peminatnya lebih banyak dari luar negeri. Pada hari pertama, ada pengunjung dari Aljazair yang tertarik terhadap produk Artistica Jewelry. Mereka tertarik dengan value yang kami tawarkan pada setiap produknya. Hari ini, ada beberapa pembeli dari India yang juga tertarik pada produk kami,” tutur Sieltje.
Selain Artistica Jewelry, pelaku UMKM lain yang juga memegang prinsip berkelanjutan adalah Rumah Batik Jinggar asal Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sesuai namanya, Rumah Batik Jinggar adalah unit usaha yang fokus pada produk berupa batik, mulai dari kain, pakaian, hingga berbagai produk fesyen.
Dalam proses produksinya, Rumah Batik Jinggar lebih memilih menggunakan bahan mentah yang berasal dari sisa limbah pakaian untuk didaur ulang.
Pemilik Rumah Batik Jinggar, Vitalia Pamungkas mengatakan, penggunaan bahan limbah pakaian tersebut bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
“Tak hanya menggunakan bahan dari sisa limbah, kami juga menggunakan sumber listrik yang berasal dari tenaga surya dalam proses pengolahan batik. Dengan begitu, kami bisa produktif sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” ujar Vitalia.
Baca juga: Naik 53 Persen, Omzet UMKM Pertamina di Grand Prix of Indonesia 2023 Rp 689,6 juta
Terkait usaha batik, Vitalia mengaku bahwa usaha ini dipilih karena dirinya ingin menjadi salah satu orang yang melestarikan batik sebagai budaya asli Indonesia.
Oleh karena itu, dirinya kerap mendesain batik dengan motif yang lebih modern agar juga dapat menjangkau minat anak-anak muda.
“Masih ada anggapan bahwa batik itu kuno. Padahal kan tidak begitu. Nah, itu coba saya buktikan melalui desain kekinian sehingga bisa lebih diterima oleh masyarakat, khususnya anak muda. Dalam mendesain, saya juga kerap melakukan mix and match agar menemukan corak yang lebih modern,” jelas Vitalia.
Upaya yang dilakukan Vitalia itu pun berbuah hasil. Terbukti, produk-produk batik yang dihasilkan Rumah Batik Jinggar mampu menarik perhatian banyak pihak. Bahkan, produk Rumah Batik Jinggar juga mampu menarik pembeli mancanegara yang berasal dari Amerika Serikat dan India.
“Di Inacraft tahun ini, penjualan kami cukup memuaskan. Setidaknya itu yang kami rasakan sampai hari kedua. Namun, jauh sebelum itu, batik kami memang sudah mengundang perhatian banyak pihak. Bahkan, kami berhasil mendapatkan penghargaan dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada 2023,” ucapnya.
Tentu saja kesuksesan Menday Craft, Artistica Jewelry, dan Rumah Batik Jinggar yang diraih saat ini, termasuk pada ajang Inacraft 2024, bukan semata hanya karena produk inovatif yang mereka ciptakan.
Menurut Eva, kesuksesan Menday Craft dalam menarik pelanggan, baik yang hadir di Inacraft 2024 maupun di luar itu, juga berkat peran besar Pertamina.