Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Perjalanan AHY: Didepak Anies, Dirangkul Prabowo, Diajak "Magang" Jokowi

Kompas.com - 23/02/2024, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

NASIB Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Partai Demokrat kali ini boleh dibilang sangat beruntung karena akhirnya berhasil berdiri bersama pihak yang menang.

Namun posisi tersebut didapat berkat perpaduan kesialan dan keberuntungan, yang terjadi secara sekuensial.

Pasalnya, sebelum memberikan dukungan secara jelas dan tegas kepada paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, AHY dan Partai Demokrat justru dicampakkan secara tidak hormat oleh bacapres Anies Baswedan, persis setelah Partai Nasdem, Surya Paloh, dan Anies Baswedan mendapatkan kawan baru, yakni PKB dan Muhaimin Iskandar.

Ketika itu, Partai Demokrat terguncang hebat. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan para petinggi Partai Demokrat langsung mengadakan konferensi pers dari kediaman SBY di Cikeas guna menanggapi "pengkhiatan" politik Anies Baswedan dan Partai Nasdem tersebut.

Sebaliknya, pihak Partai Nasdem dan Anies justru melakukan "political downplay" untuk mereaksinya.

Dengan kata lain, baik Surya Paloh, Partai Nasdem, maupun Anies menanggapinya dengan cara yang kurang bisa diterima oleh Partai Demokrat.

Pihak Nasdem dan Anies seolah-olah menganggap bahwa apa yang dialami oleh AHY dan Partai Demokrat bukanlah sesuatu yang perlu dibesar-besarkan.

Perlakuan semacam itulah yang membuat kader-kader Partai Demokrat langsung sinis ketika Anies Baswedan berbicara tentang etika politik pada acara debat calon presiden tempo hari.

Apa yang dirasakan oleh kader-kader Partai Demokrat kala itu setali tiga uang dengan apa yang dirasakan oleh Partai Gerindra, yang menganggap bahwa justru Anies adalah pihak yang harus mengoreksi diri saat berbicara tentang etika.

Perlakuan tidak etis yang diterima oleh Partai Demokrat tersebut tentu mau tak mau membuat AHY harus menemukan tempat berlabuh baru yang lebih bisa menghargai eksistensi Partai Demokrat. Dan pilihannya kemudian jatuh kepada pasangan Prabowo-Gibran.

Namun ada yang berbeda dengan sikap dan tindakan SBY, AHY, dan Partai Demokrat kali ini jika dibanding dengan dua pemilihan umum terdahulu.

Kali ini, SBY, AHY, dan Partai Demokrat jauh lebih aktif dalam berkampanye dan lebih serius dalam menunjukkan komitmennya dalam berkoalisi.

Pada dua pemilihan sebelumnya, SBY, AHY, dan Partai Demokrat gagal memberikan kepastian politik kepada para kadernya.

Pada pemilihan 2014, SBY sama sekali tidak memberikan kode jelas kepada kader-kadernya, apakah harus mendukung Jokowi atau Prabowo.

Ambiguitas politik tersebut membuat Partai Demokrat kehilangan banyak suara di satu sisi dan tidak mendapatkan tempat di dalam pemerintahan di sisi lain.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL saat Tak Ada Anggaran

Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL saat Tak Ada Anggaran

Nasional
Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Nasional
Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Nasional
Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Nasional
Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Nasional
Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut Para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut Para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com