JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda menduga Koalisi Perubahan yang mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, bakal kocar-kacir atau bubar.
Menurut Hanta, tanda bubarnya Koalisi Perubahan terlihat ketika Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Tanda akan semakin terang jika Muhaimin selaku ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa juga bertemu Jokowi atau calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto.
"Dari sisi koalisinya, Koalisi Perubahan akan berubah, jadi akan berubah sepertinya, yang pertama akan 'kocar-kacir' ini kalau pak surya sudah ada tanda bertemu, apalagi tiba-tiba ada pertemuan dengan Pak Muhaimin misalnya Pak Prabowo atau Pak Jokowi," kata Hanta dalam program Obrolan News Room Kompas.com, Selasa (20/2/2024).
Baca juga: Surya Paloh Temui Jokowi, Anies Yakin Sikap Politik Nasdem Tak Berubah
Hanta mengatakan, dari tiga partai politik yang ada di Koalisi Perubahan, Nasdem dan PKB merupakan yang paling mungkin untuk berpindah haluan dan bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran kelak.
Sebab, sejarah mencatat bahwa dua partai tersebut tidak pernah mengambil sikap sebagai oposisi atau berada di luar pemerintahan.
"Kemudian punya kedekatan juga, Pak Surya maupun Pak Muhaimin itu kan punya kedekatan dengan Pak Jokowi, mereka berada dalam pemerintahan," ujar Hanta.
Baca juga: Surya Paloh Bertemu Jokowi, Anies Klaim 3 Parpol Koalisi Perubahan Solid
Hanta pun memprediksi bahwa Nasdem dan PKB juga tidak akan menghiraukan kemungkinan mereka ditinggal pemilih karena perubahan haluan.
Pasalnya, perolehan suara kedua partai tersebut tidak berubah signifikan ketika mendukung Anies Baswedan yang dipersepsikan sebagai antitesis Jokowi.
Lagipula, Nasdem dan PKB juga pernah berada di barisan pendukung Jokowi pada 2014 dan 2019 lalu sehingga akan ada basis massa yang datang ketika ada kelompok lain yang pergi.
"Menurut saya, khusus PKB dan Nasdem itu tidak terlalu khawatir tentang ditinggalkan oleh basis massa, toh mereka berpikir punya waktu 5 tahun untuk memperbaiki," kata Hanta.
Baca juga: Migrant Care Temukan Kotak Suara Keliling di Malaysia Berspanduk Caleg Nasdem
Hanta melanjutkan, Partai Keadilan Sejahtera pun bukan mustahil bakal ikut bergabung apabila ditawari masuk ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kelak.
Meski 10 tahun menjadi oposisi Jokowi, PKS dinilai punya kedekatan dengan Prabowo sehingga ada peluang partai tersebut ikut diboyong dalam pemerintahan Prabowo nanti.
"Prabowo dengan PKS itu pernah bersatu, koalisi paling tidak, berkoalisi 2 kali pilpres dan Pak Prabowo dulu sekutunya, bukan hanya koalisi, artinya ada potensi PKS," kata Hanta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.