Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem dan PKB Dinilai Berpeluang Minggat, Koalisi Perubahan Bisa Bubar

Kompas.com - 21/02/2024, 10:09 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda menduga Koalisi Perubahan yang mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, bakal kocar-kacir atau bubar.

Menurut Hanta, tanda bubarnya Koalisi Perubahan terlihat ketika Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Tanda akan semakin terang jika Muhaimin selaku ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa juga bertemu Jokowi atau calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto.

"Dari sisi koalisinya, Koalisi Perubahan akan berubah, jadi akan berubah sepertinya, yang pertama akan 'kocar-kacir' ini kalau pak surya sudah ada tanda bertemu, apalagi tiba-tiba ada pertemuan dengan Pak Muhaimin misalnya Pak Prabowo atau Pak Jokowi," kata Hanta dalam program Obrolan News Room Kompas.com, Selasa (20/2/2024).

Baca juga: Surya Paloh Temui Jokowi, Anies Yakin Sikap Politik Nasdem Tak Berubah

Hanta mengatakan, dari tiga partai politik yang ada di Koalisi Perubahan, Nasdem dan PKB merupakan yang paling mungkin untuk berpindah haluan dan bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran kelak.

Sebab, sejarah mencatat bahwa dua partai tersebut tidak pernah mengambil sikap sebagai oposisi atau berada di luar pemerintahan.

"Kemudian punya kedekatan juga, Pak Surya maupun Pak Muhaimin itu kan punya kedekatan dengan Pak Jokowi, mereka berada dalam pemerintahan," ujar Hanta.

Baca juga: Surya Paloh Bertemu Jokowi, Anies Klaim 3 Parpol Koalisi Perubahan Solid

Hanta pun memprediksi bahwa Nasdem dan PKB juga tidak akan menghiraukan kemungkinan mereka ditinggal pemilih karena perubahan haluan.

Pasalnya, perolehan suara kedua partai tersebut tidak berubah signifikan ketika mendukung Anies Baswedan yang dipersepsikan sebagai antitesis Jokowi.

Lagipula, Nasdem dan PKB juga pernah berada di barisan pendukung Jokowi pada 2014 dan 2019 lalu sehingga akan ada basis massa yang datang ketika ada kelompok lain yang pergi.

"Menurut saya, khusus PKB dan Nasdem itu tidak terlalu khawatir tentang ditinggalkan oleh basis massa, toh mereka berpikir punya waktu 5 tahun untuk memperbaiki," kata Hanta.

Baca juga: Migrant Care Temukan Kotak Suara Keliling di Malaysia Berspanduk Caleg Nasdem

Hanta melanjutkan, Partai Keadilan Sejahtera pun bukan mustahil bakal ikut bergabung apabila ditawari masuk ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kelak.

Meski 10 tahun menjadi oposisi Jokowi, PKS dinilai punya kedekatan dengan Prabowo sehingga ada peluang partai tersebut ikut diboyong dalam pemerintahan Prabowo nanti.

"Prabowo dengan PKS itu pernah bersatu, koalisi paling tidak, berkoalisi 2 kali pilpres dan Pak Prabowo dulu sekutunya, bukan hanya koalisi, artinya ada potensi PKS," kata Hanta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Anies dan Sudirman Said sama-sama ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said sama-sama ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com