Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

84 Petugas Pemilu 2024 Meninggal Dunia, TPN Ganjar-Mahfud: Pengaturan Jam Kerja Tidak Profesional

Kompas.com - 20/02/2024, 17:45 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Chico Hakim menyayangkan penyelenggaraan Pemilu 2024 yang memakan korban 84 petugas meninggal dunia.

Meninggalnya puluhan petugas tersebut dinilai mencerminkan penyelenggara Pemilu 2024 yang tidak profesional dalam mengatur jam kerja petugas.

"Dengan mulai banyaknya personel dari KPU yang sejak tanggal 14-18 bahkan juga dari Bawaslu yang meninggal dunia, kami pertama-tama, turut berduka, dan juga banyak wafatnya anggota petugas KPPS, kami melihat ini memang ada ketidakprofesionalan dalam pengaturan jadwal dan jam kerja," kata Chico kepada Kompas.com, Selasa (20/2/2024).

Baca juga: Sempat Mengeluh Tidak Enak Badan, Petugas KPPS di Boyolali Meninggal Setelah 5 Hari di ICU

Chico mengatakan, meninggalnya puluhan orang itu juga menunjukkan tidak adanya perubahan dalam sistem bekerja para petugas Pemilu.

Jika benar demikian, kata Chico, hal tersebut tidak bisa diterima dengan wajar.

Ia mengatakan, para petugas Pemilu bahkan memiliki waktu kerja melebihi waktu normal, yakni hampir 24 jam sehari.

"Hampir 24 jam sehari bahkan 7 hari seminggu dan ini suatu hal yang harusnya tidak terjadi," kata dia.

Atas kejadian ini, Chico berpandangan bahwa pemerintah seharusnya mengantisipasi terlebih dulu kemungkinan petugas Pemilu kelelahan.

Caranya, dengan mengatur jam kerja mereka dengan sungguh-sungguh.

Ia kemudian menyarankan penyelenggara Pemilu melakukan evaluasi terhadap jam kerja petugas ke depannya.

"Kami menyesalkan pengaturan dari jadwal-jadwal ini. Sesungguhnya, apakah saran dan masukan, ini ke depannya juga betul-betul diatur sedemikian rupa sehingga waktu dan jam kerja itu disesuaikan seperti juga orang yang bekerja normal," ucap Chico.

"Kalaupun ada, bisa dibilang ada lembur, (tetap) ini tidak bisa diterima bila sampai harus meregang nyawa sekian banyak," kata politikus PDI-P ini.

Baca juga: Diduga Lelah Bertugas pada Hari Pencoblosan, KPPS dan Linmas di Lampung Meninggal Dunia

KPU dan Bawaslu mencatat, ada 84 petugas Pemilu 2024 yang meninggal dunia pada hari pencoblosan hingga Minggu (18/2/2024).

Ke-84 orang itu terdiri dari 71 petugas pemilu di bawah KPU dan 13 orang lainnya merupakan pengawas pemilu dari Bawaslu.

"Pak Ketua KPU angkanya 71 untuk yang tanggal 14-18. Dari Bawaslu ada tambahan 13 orang, itu tanggalnya sama. Jadi totalnya ada 84 yang meninggal sampai sekarang," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (19/2/2024).

Budi mengatakan, total petugas yang meninggal di Pemilu 2024 ini 16 persen dari jumlah petugas yang gugur di Pemilu 2019.


Budi menyebut, telah terjadi penurunan drastis terhadap angka kematian petugas pemilu dari 2019 ke 2024.

Sementara itu, pakar hukum pemilu Universitas Indonesia, Titi Anggraini, mendesak desain keserentakan pemilu diubah agar beban kerja petugas pemilu bisa lebih berkurang lagi.

Dengan begitu, resiko petugas kelelahan hingga jatuh sakit atau meninggal dunia bisa ditekan seminim mungkin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com