Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komentari Film "Dirty Vote", Mahfud: Itu Fakta yang Dijahit dengan Baik

Kompas.com - 13/02/2024, 21:33 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Krisiandi

Tim Redaksi

SLEMAN, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD menyebutkan, tak ada informasi yang baru perihal dugaan kecurangan pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres) 2024 yang didokumentasikan dalam film Dirty Vote.

Meski demikian, Mahfud menilai bahwa dugaan kecurangan yang dirangkum dalam film itu adalah fakta yang disusun dengan baik.

"Itu isinya kan tidak ada yang baru, itu kan fakta-fakta yang dijahit dengan sangat baik dari segi sinematografi," kata Mahfud di kediamannya, Dukuh Sambilegi Lor, RT 01 RW 53, Kalurahan Maguwoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (13/2/2024) malam.

Baca juga: Pakar Hukum di Film Dirty Vote Disebut Dekat dengan Mahfud, TPN: Nothing Wrong

Menurut Mahfud, informasi yang disampaikan dalam film Dirty Vote sesuai dengan data yang ada.

Oleh karena itu, Mahfud sama sekali tidak menilai film ini merupakan suara kritis masyarakat dalam menyikapi dugaan kecurangan di pesta demokrasi kali ini.

"Saya tidak menilai itu sesuatu yang menurut saya pandangan kritis dari orang-orang yang idealis," ujar Mahfud.

Mahfud juga menjelaskan hubungan dirinya dengan tiga pakar hukum tata negara dalam film tersebut.

Baca juga: Jika Dirty Vote Diabaikan, dengan Apa Lagi Publik Bisa Check and Balance?

Ketiga pakar hukum tata negara tersebut ialah Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar.

Mahfud mengakui ketiga pakar hukum tata negara tersebut merupakan binaan dan teman diskusinya.

Namun demikian, Mahfud menegaskan kehadiran ketiganya dalam film tersebut sama sekali tak ada kaitannya dengan dirinya.

"Enggak sama sekali, enggak ada kaitannya dengan saya lho. Saya enggak tahu begitu-begitu," tegas dia.


Baca juga: Apa Salahnya Dirty Vote?

Mahfud juga menyinggung perihal orang-orang yang tergabung Tim Percepatan Reformasi Hukum. Tim ini dibentuk oleh Mahfud pada Mei 2023.

Mahfud menyebut terdapat 60 orang tim tersebut yang turut ikut dalam kontestasi Pemilu 2024. Mereka semua bergabung di semua pasangan calon (paslon). 

"Saya punya Tim (Percepatan) Reformasi Hukum 60 orang lebih, itu ada yang ke Anies, ada yang ke Prabowo juga, jadi itu enggak ada hubungannya dengan saya semua," pungkasnya.

Film Dirty Vote disutradarai Dandhy Dwi Laksono. Film Dirty Vote ditayangkan perdana melalui kanal rumah produksi WatchDoc di Youtube pada Minggu (11/2/2024), pukul 11.00 WIB, bertepatan hari pertama masa tenang pemilu.

Baca juga: Respons Gibran soal Film Dokumenter Dirty Vote

Dalam film Dirty Vote, Bivitri, Feri, dan Zainal bergantian menjelaskan dugaan kecurangan pada Pemiliha Umum (Pemilu) 2024.

Setelah film dirilis, muncul narasi di media sosial yang menyebut ketiga pakar tersebut dekat dengan Mahfud yang berstatus calon wakil presiden.

Tudingan itu muncul karena Bivitri, Feri, dan Zainal pernah tergabung dalam Tim Percepatan Reformasi Hukum yang dibentuk oleh Mahfud selaku Menko Polhukam pada Mei 2023 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com