Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bak Tiru Jokowi, Megawati Bawa Kertas Tunjukkan Aturan Presiden Tak Boleh Kampanye Pakai Fasilitas Negara

Kompas.com - 08/02/2024, 20:16 WIB
Fika Nurul Ulya,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) sekaligus Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri, menyebut bahwa pejabat seperti presiden, menteri, dan lainnya tidak boleh menggunakan fasilitas negara untuk berkampanye.

Hal itu disampaikan Megawati di atas panggung kampanye akbar Harapan Jutaan (Hajatan) Rakyat Ganjar Pranowo-Mahfud MD di RTH Maron, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (8/2/2024).

Dalam momen tersebut, Mega membawa secarik kertas yang di antaranya memuat aturan dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, mengenai larangan penggunaan fasilitas negara oleh pejabat untuk berkampanye.

Gaya Megawati ini seolah meniru Presiden Joko Widodo yang belum lama ini menyampaikan aturan tentang presiden boleh berkampanye. Saat menyampaikan aturan tersebut, Jokowi membawa lembaran kertas besar bertuliskan pasal dalam UU Pemilu. 

"Ini ada aturan jadi saya bawa, jadi tidak bohong, ini namanya, supaya pintar. Ini Undang-Undang lho, saya baca lho, UU Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu," kata Megawati sambil menunjukkan kertas di genggamannya ke massa kampanye.

Baca juga: Megawati Ajak Rakyat Pilih Ganjar: Capres Rambut Putih, kalau Berubah Hitam Pilih yang Paling Ganteng

Namun, tak seperti Jokowi yang kala itu menyampaikan secara lengkap aturan presiden boleh berkampanye, Mega tak membacakan detail larangan penggunaan fasilitas negara oleh pejabat untuk berkampanye.

Megawati bilang, aturan tersebut telah termuat dalam pamflet, sehingga massa kampanye dapat membaca sendiri.

"Tapi yang paling penting apa? Yang namanya pemimpin dari presiden, menteri, pejabat lain dan lainnya maka tidak boleh mempergunakan fasilitas yang namanya fasilitas negara," ungkap Mega.

Megawati lantas bertanya kepada lautan massa yang hadir, apakah sudah pernah mendengar aturan tersebut atau belum.

"Sudah pernah denger apa belum?" tanya Mega.

"Sudah," jawab massa kampanye. 

"Siapa mahasiswa? Mahasiswi? Itu yang pintar baca perundangan untuk dapat disampaikan kepada mereka yang belum dapat mengetahui," tandas putri Proklamator Soekarno itu.

Adapun larangan penggunaan fasilitas negara oleh pejabat untuk berkampanye yang dimaksud Megawati tertuang dalam Pasal 304 ayat (1) UU Pemilu. Pasal tersebut berbunyi:

“Dalam melaksanakan kampanye, presiden dan wakil presiden, pejabat negara, pejabat daerah dilarang menggunakan fasilitas negara".

Fasilitas negara yang dilarang digunakan pejabat untuk kepentingan kampanye, mulai dari mobil hingga rumah dinas. Perinciannya yaitu:

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com