Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Sufyan Abd
Dosen

Dosen Digital Public Relations Telkom University, Lulusan Doktoral Agama dan Media UIN SGD Bandung. Aktivis sosial di IPHI Jabar, Pemuda ICMI Jabar, MUI Kota Bandung, Yayasan Roda Amal & Komunitas Kibar'99 Smansa Cianjur. Penulis dan editor lebih dari 10 buku, terutama profil & knowledge management dari instansi. Selain itu, konsultan public relations spesialis pemerintahan dan PR Writing. Bisa dihubungi di sufyandigitalpr@gmail.com

Tidak Akan Mati Berdiri Petugas TPS Pemilu 2024

Kompas.com - 08/02/2024, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"Petugas KPPS harus sehat, kriteria ini harus diperhatikan selama seleksi petugas KPPS.
Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi jika ada petugas KPPS yang tiba-tiba sakit. Dengan begitu, petugas lain dapat melakukan emergency response," ujar Dekan FKUI Prof dr Ari Fahrial Syam kepada KPU RI, di Kantor KPU RI, Jl. Imam Bonjol No. 29, Jakarta, Kamis (21/12/2023).

Terobosan lainnya

Ketiga, ada perhatian mitigasi dari para pihak kepada para petugas TPS. Sejumlah pemda diwartakan akan memberikan suplemen untuk imunitas ataupun ketahanan tubuh, karena semua jadi paham dengan beban kerja yang sibuk mulai H-2 (sebar undangan) serta mayoritas lebih dari 18 jam saat hari pencoblosan.

Penulis, dan seluruh anggota TPS, juga dihimbau ikut dua kali senam yang sengaja diadakan di kantor kelurahan tempat sekretariat PPS pada dua Jumat, yakni tanggal 2 dan 9 Februari ini. Sejauh ini, beberapa petugas turut serta.

Selain mitigasi, jangan lupakan juga sisi insentif yang berlipat. Walaupun bukan jadi motivasi utama, tapi perhatian ini pastinya meningkatkan semangat fisik dan jiwa para petugas TPS yang kesehariannya adalah warga.

Sudah banyak diberitakan, jika honor Ketua KPPS adalah Rp 1,2 juta dan anggota Rp 1,1 juta. Ini naik tajam dari Pemilu 2019 masing-masing Rp 550.000 dan Rp 500.000. Pelantikan KPPS dan Bimtek kemarin pun masing-masing dapat transport Rp 50.000, snack, dan makan siang.

Selain itu, ada biaya perlindungan untuk melindungi para petugas kecelakaan kerja antara lain santunan yang meninggal dunia Rp 36.000.000 per orang, santunan cacat permanen Rp 3.800.000 per orang, santunan luka berat Rp 16.500.000 per orang, santunan luka sedang Rp 8.250.000 per orang, dan bantuan biaya pemakaman Rp 10.000.000 per orang.

Maka itu, baru tahun ini, penulis juga harus mengunggah sejumlah data terkait BPJS Kesehatan ketika sudah dinyatakan lolos menjadi KPPS.

Keempat, ada terobosan salinan hasil perhitungan berbasis teknologi informasi komunikasi (TIK). Ini sangat penting karena tahun 2019, habis waktu menyalin data sama ke dalam lembar-lembar berkas sehingga rata-rata baru beres perhitungan pada jam 6 pagi keesokan harinya. Banyak sekali, padahal isinya itu-itu juga.

Terobosan ini bernama Sirekap, singkatan Sistem Informasi Rekapitulasi yang dikembangkan dan digunakan oleh KPU untuk perhitungan suara.

Menurut Keputusan KPU Nomor 66 Tahun 2024, Sirekap adalah perangkat aplikasi berbasis teknologi informasi sebagai sarana publikasi hasil perhitungan suara dan proses rekapitulasi hasil perhitungan suara, serta alat bantu dalam pelaksanaan hasil perhitungan suara Pemilu.

Jadi, petugas KPS nanti tinggal menulis dalam sedikit berkas perolehan suara yang tertuang dalam Formulir C1 untuk kemudian difoto dan diunggah dalam aplikasi tersebut. Penulisan berkas itu menggunakan jenis angka yang telah diajarkan saat bimtek kemarin.

Maka, setelah foto hasil suara dimasukkan ke aplikasi, maka data akan otomatis diproses menjadi angka-angka perhitungan yang rapih dan persis hasil pengetikan di komputer.

Mengapa bisa begini? Karena Sirekap dilengkapi teknologi OCR/OMR (optical mark recognition/optical character recognition).

Jadi, pola dan tulisan tangan yang tertera pada formulir C1 plano di TPS, ketika difoto dan diunggah ke Sirekap, langsung dikenali dan dapat diubah menjadi data numerik untuk dikirim ke server.

Singkatnya, Sirekap akan membaca apa yang dipotret, dalam hal ini hasil penghitungan suara yang tercatat dalam formulir C1 plano.

"KPPS memotret (formulir) C Plano yang dilakukan langsung di TPS, masuk ke server KPU RI. Dipotret semuanya untuk kelima jenis surat suara (yakni) presiden dan wakil presiden, DPR RI, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, dan DPD," sambung Anggota KPU RI, Betty Epsilon Idroos di Kompas.com, (7/2/2024).

Semoga para duta warga di KPPS ini sehat, bugar mengawal jalannya pesta demokrasi, tak ada lagi yang sakit, apalagi wafat setelah mengabdi di TPS. Aamiin Ya Rabb.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com