Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Melfin Zaenuri
Peneliti

Direktur Eksekutif The Strategic Lab, Mahasiswa Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia

Debat Capres Antiklimaks: Capres Ikut Selera Pasar

Kompas.com - 07/02/2024, 10:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Menurut saya, ini langkah yang berani dan tentu berisiko. Berani karena memang prioritas kebutuhan kita adalah bidang STEM untuk menopang industri dalam negeri demi mencapai Indonesia maju, sebagaimana pernah dilakukan oleh Singapura. Lompatan ini harus dilakukan.

Bahkan, Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo, dalam opininya yang berjudul Mungkinkah Hilirisasi Tanpa Penguasaan Teknologi di Harian Kompas (29/2/2024) menyarankan langkah ekstrem: “80 persen mahasiswa yang mendapatkan beasiswa LPDP harus mengambil bidang engineering dan sisanya baru untuk ilmu-ilmu sosial.”

Program-program tersebut terus direpetisi oleh Prabowo untuk merespons pertanyaan dari panelis dan capres lain.

Berbeda dengan Prabowo yang fokus pada program kerja, Ganjar menyeimbangkan antara program kerja dan kritiknya kepada kekuasaan.

Ganjar mencanangkan satu desa satu fasilitas kesehatan satu tenaga kesehatan. Di samping itu, program Ganjar berupa fasilitas pendidikan yang baik dan sekolah inklusi.

Ganjar juga menyinggung soal aspirasi buruh untuk me-review UU Cipta Kerja, namun tidak dielaborasi lebih mendalam dalam sesi-sesi berikutnya, baik oleh Ganjar maupun kedua capres yang lain.

Persona Ganjar sebagai sosok yang merakyat tetap melekat. Ia menyebut beberapa nama untuk menyampaikan beberapa isu strategis. Ini menyiratkan bahwa program Ganjar merupakan aspirasi dari bawah.

Ganjar juga memajukan program internet gratis, yang kemudian dibandingkan dengan program makan gratis Prabowo.

Sementara kritik keras dari Ganjar terhadap kondisi yang berkembang saat ini adalah soal konflik kepentingan dan menurunnya integritas dan demokrasi. Bahkan, Ganjar memungkasi debat dengan closing statement yang membentur dinding-dinding pusat kekuasaan dan oligarki.

Ganjar menutup dengan semangat perlawanan: melawan politik dinasti, kepentingan keluarga dan sepertiga oligarki ekonomi untuk memastikan track demokrasi berjalan dengan baik.

Lebih keras lagi, Ganjar meminjam pernyataan Jokowi dalam debat capres 2019 untuk menyerukan: “jangan pilih pemimpin yang punya potongan diktator dan pelanggar HAM.”

Jikapun ada kejutan dalam debat terakhir ini, closing statement Ganjar masuk di dalamnya, dan menjadikan Ganjar lebih oposisi ketimbang Anies.

Bagaimana dengan Anies?

Seperti debat-debat sebelumnya, Anies selalu memotret persoalan-persoalan akut yang ada di republik ini. Mulai dari ketidakadilan dan ketimpangan, penguasaan segelintir orang terhadap perekonomian Indonesia, pengangguran, hingga persoalan jaminan sosial, kesehatan dan pendidikan.

Persoalan-persoalan tersebut dikemas dengan diksi-diksi yang powerfull yang memang khas Anies. Diksi-diksi bernas adalah senjatanya, matching dengan setelan jas dan peci hitam yang ia kenakan; menampilkan kesan orang sekolahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com