KOMPAS.com - Juru Bicara (Jubir) Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran), Budiman Sudjatmiko, menjelaskan bahwa permintaan maaf dari calon presiden (capres) nomor urut dua dalam debat pemilihan presiden (pilpres) terakhir mencerminkan sifat kenegarawanan dasar.
Budiman menyatakan bahwa Prabowo dengan tulus meminta maaf kepada semua pihak, mulai dari pesaing dalam debat hingga para penyelenggara pemilihan umum (pemilu).
“Ini adalah sifat kenegarawanan dasar, bahwa beliau (Prabowo) berdiri sebagai pemimpin bangsa, bukan sebagai pemimpin golongan tertentu,” ujar Budiman dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (6/2/2024).
“Pak Prabowo menegaskan (bahwa) musuh beliau bukan Pak Anies dan Pak Ganjar, sesengit apapun perdebatan yang pernah terjadi. Tetapi musuh beliau adalah kemiskinan dan keterbelakangan,” sambungnya.
Baca juga: Prabowo Sebut Persahabatan dengan Jokowi Tak Putus, Ganjar: Hubungan Baik Mesti Terjaga
Budiman juga menekankan sikap persahabatan yang ditunjukkan oleh Prabowo Subianto.
Menurutnya, sikap persahabatan tersebut merupakan ciri dari kenegarawanan.
"(Prabowo telah membawa) kelegaan bagi lawan politik dan rekan berdebat, sehingga masyarakat menyambut hari pemilihan dengan hati yang adem. (Hal ini) membuat suasana pemilu yang sebelumnya keras menjadi sejuk (harmonis) kembali," ujar Budiman.
Ia meyakini bahwa debat terakhir tersebut memiliki pengaruh besar terkait elektoral bagi Prabowo.
Baca juga: Airin Yakin Pendukung Golkar di Banten Pilih Prabowo-Gibran
Meskipun demikian, menurut Budiman, hal yang lebih penting adalah sebuah pelajaran.
“Debat kemarin adalah pancaran kenegarawanan yang telah dicatat oleh sejarah. Ditonton oleh ratusan juta rakyat Indonesia, dan menjadi contoh bagi generasi bangsa Indonesia ke depan,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Budiman memuji debat pemilu terakhir sebagai debat puncak dalam sejarah debat politik di Indonesia.
Sebagai dewan pakar pasangan nomor urut dua, ia secara khusus memuji pernyataan penutup dari capres Prabowo Subianto dan menjelaskan dengan detail makna-makna dari pernyataan tersebut.
Baca juga: Di Balik Permintaan Maaf Prabowo pada Debat Kelima Pilpres 2024...
"Ini adalah debat pamungkas, tidak hanya karena urutan, tetapi karena ini adalah ibu dari seluruh debat politik di Indonesia. The Mother of All Political Debates in Indonesia. Dan Pak Prabowo memberikan penghormatannya, menjadikan panggung tersebut memancarkan kenegarawanan dan kepemimpinan,” ucap Budiman.
Lebih lanjut, Budiman menyampaikan bahwa Prabowo Subianto merupakan satu-satunya capres yang mengapresiasi jasa para presiden Indonesia secara terbuka.
“Beliau (Prabowo) menekankan pentingnya suatu kesatuan keberlanjutan. Mengingatkan kita semua apa yang sudah dilakukan pemimpin-pemimpin sebelumnya, dan apa yang bisa yang bisa kita lanjutkan. Ini adalah suatu kesatuan dari Indonesia merdeka sampai hari ini,” tuturnya.
Baca juga: BPS: Perekonomian Sumsel Tumbuh 5,08 Persen, Tertinggi Ke-12 Se-Indonesia.