Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim Sindiran di Debat Kelima, Ganjar: Kita Tuh Tulus...

Kompas.com - 05/02/2024, 06:13 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Debat kelima atau debat terakhir calon presiden (capres) di Pilpres 2024 telah berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Semayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2024).

Berbeda dengan debat sebelumnya, momen saling sindir antar pasangan calon berkurang di debat terakhir.

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, tak lagi banyak menyerang capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.

Ganjar menilai, minimnya sindiran itu disebabkan tema debat kali ini yang mengangkat tema soal pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, kesejahteraan sosial dan inklusi.

Materi itu dinilai tak bersinggungan langsung dengan rekam jejak buruk salah satu paslon, sehingga tak ada bahan untuk dijadikan sindiran. 

"Materinya, Karena materinya soal seperti ini, terjadi seperti ini," kata Ganjar ditemui usai debat. 

Baca juga: Momen Anies Ditanya Kenapa Kurang Galak di Debat Terakhir, Cak Imin Bantu Menjawab

Kondisi itu berbeda dengan debat pertama dan debat ketiga capres. 

Pada debat pertama yang mengangkat tema hukum dan HAM, banyak muncul sindiran soal rekam jejak Prabowo Subianto terkait pelanggaran HAM masa lalu, juga soal rekam jejak Gibran Rakabuming Raka terkait pelanggaran etika di Mahkamah Konstitusi.

Begitu juga pada debat ketiga yang mengangkat tema pertahanan, Ganjar dan Anies Baswedan berulang kali menyindir Prabowo soal kinerjanya selama 4 tahun menukangi Kementerian Pertahanan. 

Ganjar memastikan, ia dan Anies memang tulus menjalani debat sesuai tema yang disajikan. Jadi, bukan janjian untuk menyerang Prabowo sejak awal.

"Oh enggak (janjian) dong, kita tuh tulus," kata Ganjar.

Baca juga: Ditanya soal Kinerja Kemenhan di Bawah Prabowo, Ganjar Beri Nilai 5, Anies 11 dari 100

Hal serupa juga dinyatakan oleh calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar. Ia menyebut, yang paling penting dari debat adalah tujuannya.

Ungkapan ini dia nyatakan setelah pasangannya, Anies Baswedan, dianggap tidak memberikan pertanyaan kritis di debat kelima.

Padahal di debat sebelumnya, Anies dinilai kerap memberi pertanyaan tajam dan menyinggung soal etika.

"Ya akan saya jawab. Debat ini kan yang paling penting adalah tujuannya," ujar Muhaimin yang disambut tepuk tangan para pendukungnya.

"Saya setuju dengan capres saya, Insyaallah Presiden 2024. Hasil perjalanan panjang hampir setahun ini ketemu, salaman dengan semua orang itu. Kesimpulannya, negara tidak boleh cuek, pemerintah tidak boleh abai. Negara harus memberikan sebanyak banyaknya kebutuhan rakyat terpenuhi," katanya lagi.

Baca juga: Ganjar: 5 Tahun Lalu, Jokowi Ingatkan Jangan Pilih Calon yang Punya Rekam Jejak Pelanggar HAM

Pria yang karib disapa Cak Imin ini lalu menyinggung soal negara dan pemerintah yang tidak boleh berdagang dengan masyarakatnya.

Kemudian, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga menilai capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo sudah setuju dengan gagasan perubahan.

Hal itu, menurut Cak Imin, terindikasi dari kalimat-kalimat terakhir saat tanya jawab dalam debat terakhir.

"Lihat setiap elemen kalimat yang muncul di akhir di tanya jawab dan di akhir kesimpulan kami merasa sangat berhasil. Karena pada dasarnya Pak Ganjar maupun Pak Prabowo, sampeyan delok dewe (Anda lihat sendiri) itu setuju perubahan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com