Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Jawa Tengah Catatkan Tiga Tahun Berturut-turut "Hijau" di Survei Penilaian Integritas

Kompas.com - 04/02/2024, 17:46 WIB
Palupi Annisa Auliani,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Provinsi Jawa Tengah kembali mencatatkan skor dalam kategori "hijau" alias terjaga, dalam Survei Penilaian Integritas (SPI) 2023. Ini berarti, tiga tahun berturut-turut provinsi ini masuk kategori tersebut, sekalipun ada pengklasifikasian tambahan pada 2023.

"Provinsi yang anggaran besar yang skor paling baik itu Jawa Tengah," kata Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pahala Nainggolan, dalam acara Peluncuran Hasil SPI 2023 di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (26/1/2024).

Klasifikasi tambahan yang baru dikenakan pada SPI 2023 adalah pengelompokan instansi berdasarkan jumlah sumber daya manusia (SDM) dan anggaran. Berdasarkan dua indikator itu, tiap kategori survei dibagi menjadi kelompok besar, sedang, dan kecil, termasuk untuk pemerintah provinsi.

Tak hanya menjadi yang terbaik di kategori provinsi dalam klasifikasi besar, Jawa Tengah juga adalah satu-satunya provinsi di kelompok besar yang memenuhi kriteria "hijau" dalam SPI 2023, yang surveinya digelar masih dalam periode kedua Ganjar Pranowo menjadi gubernur provinsi ini. Skor yang dicatatkan adalah 77,9.

Baca juga: Hasil SPI KPK 2023, Jateng Raih Predikat Integritas Tertinggi untuk Provinsi

Capaian "hijau" Jawa Tengah dalam SPI 2023 ini menjadi kali ketiga berturut-turut, terhitung sejak pencanangan target SPI di tiap tahun mulai 2021 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, berikut progres kenaikan target tahunannya.

KPK memberikan label hijau untuk instansi yang mendapat rentang penilaian di atas 77,5 dalam skala 100. Adapun rentang 73,7-77,4 mendapat label waspada, 68-73,6 sebagai rentan, dan 0-67,9 sangat rentan. Untuk SPI 2023, skor nasional adalah 71, dari target yang dipatok di angka 74.

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak, dalam kesempatan yang sama mengatakan, SPI merupakan upaya bersama KPK beserta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, untuk memotret risiko korupsi di kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.

"Risiko ini perlu diantisipasi melalui perbaikan sistem," kata Tanak.

Selain itu, lanjut Tanak, SPI yang juga kerap disebut sebagai Indeks Integritas, merupakan kesempatan untuk mengevaluasi dan mengintegrasikan aneka penilaian dari beragam lembaga pemerintahan.

"Ini perlu dimulai untuk efisiensi sumber daya, mengurangi beban instansi, dan menghasilkan rekomendasi yang terintegrasi serta memiliki nilai tambah," tegas Tanak.

Sekilas SPI 2023

Tujuh elemen yang diukur dalam SPI adalah transparansi, integritas dalam pelaksanaan tugas, pengelolaan pengadaan barang dan jasa, pengelolaan sumber daya manuisa, trading in influence (intervensi eksternal untuk pemberian izin atau rekomendasi teknis), pengelolaan anggaran, dan sosialisasi antikorupsi

"SPI 2023 menunjukkan tren penurunan. Secara sederhana dapat dimengerti sebagai semakin tingginya risiko korupsi Indonesia di lembaga pemerintah," kata Tanak.

Menurut Tanak, fakta temuan SPI 2023 mengindikasikan masih banyak pekerjaan rumah yang harus digarap pemerintah, baik pusat maupun daerah. Ini termasuk soal koordinasi yang harus lebih baik, selain tuntutan komitmen yang kuat antikorupsi.

Dalam peta SPI 2023 yang dapat diakses melalui laman jaga.id, warna hijau hanya muncul dari dua provinsi, yaitu Jawa Tengah dan Bali. Dua provinsi ini merupakan pemuncak untuk Indeks Integritas provinsi kategori besar dan sedang.

Adapun Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memuncaki Indeks Integritas kategori provinsi kecil, mencatatkan skor 77,33 alias waspada, belum "hijau" seperti dua pemuncak di dua kategori lain.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com