Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Samti Wira Wibawati
Peneliti

Mahasiswa, Dosen dan Tenaga Ahli DPR RI

Anggaran Pertahanan Tinggi, Kenapa Masih Utang Luar Negeri?

Kompas.com - 31/01/2024, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Impor alutsista harus dilakukan dengan diferensiasi asal negara, jenis barang, dan usia barang.

Berdasarkan data, nilai dan volume impor alutsista Indonesia periode 2018-2023 cenderung fluktuatif.

Hingga Mei 2023, impor alutsista Indonesia senilai 128,18 juta dollar AS (naik 28,70 persen YoY) atau sebanyak 1,16 ribu ton (naik 35,69 persen YoY) jika dibandingkan 2022 senilai 311,21 juta dollar AS.

Kondisi di atas membuat SIPRI menjadikan Indonesia menempati peringkat ke-16 negara importir senjata terbesar di dunia untuk periode 2012–2016 dan 2017–2021.

Langkah impor juga diambil karena adanya kebutuhan beragam atas alutsista yang tidak bisa dipenuhi sendiri oleh industri pertahanan nasional.

Misalnya, kendaraan lapis baja, tank, sistem artileri, jet tempur, helikopter serang, kapal perang hingga kapal selam dan rudal peluncur yang sifatnya berteknologi tinggi. Itu sebabnya, dalam beberapa tahun terakhir, terdapat pembelian seperti Rafale, KF-21, dan Mirage 2000.

Belum lagi pertimbangan lainnya seperti dinamika ancaman yang semakin kompleks, kondisi geopolitik lingkungan strategis yang penuh dengan konflik, keharusan membangun Confidence Building Measures (CBM) di tengah banyaknya kerja sama kolektif pertahanan, cyber warfare, referent object dari keamanan, kebutuhan postur pertahanan dalam memadukan teknologi serta konsep operasi perang inovatif (Revolution in Military Affairs).

Oleh sebab itu, meski anggaran pertahanan Indonesia sudah besar dengan utang luar negeri yang juga meningkat, hal itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pertahanan secara utuh; mulai dari manajemen operasional, profesionalisasi prajurit TNI, sumber daya pertahanan, riset, hingga modernisasi alutsista, beserta sarpras pertahanan lainnya.

Perlu ada pemahaman bahwa pertahanan akan selalu berbanding lurus dengan upaya negara untuk meningkatkan posisi tawar dalam kancah internasional.

Anggaran pertahanan tidak boleh dilihat sebagai biaya semata, melainkan sebagai investasi masa depan yang secara langsung akan berdampak pada upaya negara untuk mencapai kepentingan nasional.

Risikonya adalah komposisi lebih di APBN atau utang luar negeri. Anggaran Pertahanan tidak dapat disubtitusi dengan anggaran lainnya, apalagi jika ingin mencapai kedaulatan dalam hal industrial skills, capacities, capabilities dan technology untuk benar mencapai keberlangsungan operational independences dalam pemenuhan alustsista.

Sehingga akhirnya kondisi tersebut akan menciptakan satu penguatan eksistensi negara dalam kancah regional dan global.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com