Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud Sindir Pejabat Kampanye Pakai Fasilitas Negara, Airlangga: Siapa?

Kompas.com - 24/01/2024, 21:51 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Icha Rastika

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto mempertanyakan pihak yang disindir oleh cawapres nomor urut 3 sekaligus Menko Polhukam Mahfud MD terkait tudingan soal pejabat diduga pakai fasilitas negara untuk kampanye.

Menurut Airlangga, seharusnya Mahfud menjelaskan secara rinci siapa orang yang dimaksudkannya.

"Siapa? Nah ini musti jelas siapanya," kata Airlangga di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (24/1/2024).

Baca juga: Mahfud Mau Mundur sebagai Menko Polhukam, Airlangga Buka Suara

Mahfud sebelumnya mengecam sikap menteri yang tidak memiliki jabatan politik tapi turut menjadi tim sukses dalam kontestasi pemilu 2024 ini.

Dia juga meminta dengan tegas agar menteri atau pejabat publik tidak memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan kampanye pemilu 2024.

"Pihak lain tampak menggunakan jabatan. Dianter dan sebagainya. Yang terakhir menteri yang tidak ada kaitannya dengan politik jadi tim sukses," kata Mahfud dalam agenda kampanyenya di Kota Semarang yang bertajuk "Tabrak Prof" pada Selasa (23/1/2024).

Padahal, dia sebagai menteri yang maju sebagai cawapres nomor urut 03 sudah memberikan contoh untuk tidak menggunakan kedudukan agar bisa memanfaatkan fasilitas negara.

"Ini sudah 3 bulan saya lakukan. Saya tidak pernah menggunakan faslitas negara. Saya masih berkantor di Polhukam secara rutin, semua surat masuk pasti selesai tidak sampai seminggu," kata Mahfud. 

Baca juga: Soal Rencana Mahfud Mundur dari Menkopolhukam, Gibran: Ya Monggo, Kita Hargai Keputusan Beliau

Untuk itu, dia mengimbau kepada peserta pemilu maupun timses yang menjabat sebagai menteri untuk tidak meminta dilayani dan dijemput oleh pemerintah daerah saat berkampanye.

"Saya tidak mau menggunakan jabatan saya untuk menggunakan fasilitas pemerintahan, maksud saya ini agar ditiru oleh yang lain, kalau menjadi capres atau cawapres jangan mau dijemput pejabat pemda jangan mau diantar atau didampaingi" kata dia.

Menurut Mahfud, peserta pemilu hanya perlu meminta pengamanan saja pada polri.


Oleh karena itu, dia meminta ke stafnya untuk tidak mengabari pemda maupun pejabat TNI/Polrii untuk menjemput atau menjamunya.

"Jangan hubungi dia, kasian nanti dia dipecat kalau hubungi saya. Karena fenomenanya orang kalau dekat dengan lawan politik itu susah, segera dipindah, ditendang ke atas, oleh sebab itu semua pejabat yang kenal dan baik kepada saya kalau saya datang ke daerhanya tidak usaha menjemput," kata Mahfud. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com