Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkap Peluang Paslon 1 dan 3 Bergabung, JK: Apa Bisa Persatukan Bu Mega dan Pak Jokowi Sekarang?

Kompas.com - 24/01/2024, 16:29 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla atau JK membuka kemungkinan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 dan nomor urut 3, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD bergabung jika Pilpres 2024 dilakukan dua putaran.

Adapun JK mendukung Anies-Muhaimin pada Pilpres 2024.

Menurut Kalla, paslon nomor urut 3 lebih mungkin merapat ke kubu paslon nomor urut 1 mengingat hubungan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo yang renggang.

Baca juga: Dukung Anies-Muhaimin, Jusuf Kalla Ingin Pilpres 2024 Seimbang

Jokowi kini berseberangan dengan PDI-P yang mengusung Ganjar-Mahfud.

"Kalau tidak ke sini (01) berarti ke 02 kan? Apa mungkin kita persatukan Bu Mega dengan Pak Jokowi sekarang? Iya kan? Di situ juga ada Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Iya. Apa bisa?" kata JK dalam acara Gaspol! Kompas.com, dikutip Rabu (24/1/2024).

JK berpandangan, dalam posisi sulit, kubu paslon nomor urut 3 akan memilih mana yang paling mungkin untuk bekerja sama.

Ia mengungkapkan bahwa tidak ada pihak partai politik yang ingin berada di luar pemerintahan.

"Kan tidak mungkin abstain, buat apa abstain, artinya tidak mengambil kesempatan turut dalam pemerintahan kan?" ucap politikus senior Partai Golkar itu.

Baca juga: JK Sebut Jokowi Berubah karena Terlena Kekuasaan

JK juga menilai, peluang lebih besar terbuka jika menyatukan PDI-P dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ketimbang bersatu dengan kubu paslon nomor urut 2.

"Iya bukan soal bahwa akan ke sini (01), tapi yang mana paling mungkin," ucap JK.

Kalla juga bercerita soal komunikasinya dengan Megawati.

Menurut Kalla, komunikasi itu terus berjalan ketika keduanya bertemu dalam satu acara.

Namun, belum mengarah pada kemungkinan bekerja sama pada putaran kedua Pilpres.

"Karena ini sebenarnya kewenangan partai. Ya kan? Kan namanya ini nanti membangun koalisi lebih besar," ucap JK.


Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan, kemesraan yang belakangan muncul antara kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD terjadi karena kesamaan nasib.

Baca juga: JK Sebut Orang Dekatnya Diintimidasi Usai Dukung Anies-Muhaimin: Ada yang Dipenjara Tanpa Kesalahan

Jazilul mengatakan, sejauh ini memang belum ada komunikasi formil antara kubu pasangan calon nomor urut 1 dan nomor urut 3 tersebut

Meski demikian, ia mengakui saat ini kedua kubu sudah menunjukan sinyal kemesraan di publik.

“Belum bisa disimpulkan (bakal bekerja sama). Tapi biarlah (komunikasi) itu milik publik, jadi makin tahu lah publik, oh ternyata satu nasib ini,” ujar Jazilul kepada Kompas.com, Jumat (12/1/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com