Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Pakar Pertanian: Kebijakan Pangan dan Pertanian Era Jokowi Sudah Relatif Bagus

Kompas.com - 19/01/2024, 11:52 WIB
A P Sari

Penulis

KOMPAS.com - Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo, mengapresiasi kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang pangan dan pertanian.

Menurutnya, pemerintah sudah berusaha optimal untuk memanfaatkan lahan guna menjaga pasokan pangan dalam negeri.

Sebelumnya, sebut dia, Jokowi pernah menyoroti permasalahan pangan di Indonesia. Permintaan pangan disebut terus meningkat dengan ketersediaan lahan yang saat ini masih menjadi kendala produksi.

“Kebijakan pangan dan pertanian pada era Jokowi secara umum sudah relatif bagus. Dari sisi produksi juga sudah dilakukan diversifikasi sumber, termasuk food estate dan pemberdayaan lahan rawa," sebutnya dalam siaran pers yang dikirimkan TKN Prabowo-Gibran kepada Kompas.com, Jumat (19/1/2024).

Baca juga: Isu Mundurnya Sri Mulyani-Basuki dari Kabinet Jokowi dan Pembelaan Istana…

Mangku menilai, manfaat program pangan dan pertanian memang tidak bisa dirasakan secara langsung. Namun, program ini memiliki mitigasi serta stabilisasi dan harga stok yang sudah bagus.

Ihwal pemanfaatan lahan rawa, dia menjelaskan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa kontribusi lahan rawa terhadap pangan nasional masih sangat rendah.

"Diperkirakan hanya lima persen dari sekitar 34,12 juta hektar yang sudah dimanfaatkan. Artinya, masih sangat potensial untuk ditingkatkan," sebut dia.

Terkait food estate, Mangku menyoroti manfaatnya memang tidak bisa dirasakan dalam waktu dekat. Butuh waktu setidaknya tiga tahun jika infrastrukturnya sudah baik. Jika pembangunan dilakukan dari awal, manfaat bisa dirasakan setidaknya dalam waktu lima tahun.

Baca juga: Soal Isu Pemakzulan Jokowi, Budi Arie: Jangan Melantur

Kendati begitu, dia menegaskan bahwa upaya merealisasikan food estate merupakan suatu keharusan bagi kebutuhan pangan jangka panjang Indonesia.

“Apa pun upaya harus dilakukan kalau kita masih ingin Indonesia ini ada. Oleh karena itu, kita harus pisahkan fungsi food estate dengan pertanian rakyat. Yang satu fokus pada stok nasional atau cadangan dan satu lagi market-based,” kata Mangku.

Sementara itu, untuk menjaga ketersediaan pangan jangka pendek dan untuk menahan inflasi, maka impor pangan dari luar negeri bisa menjadi solusi.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal mengatakan, impor adalah solusi untuk menjaga inflasi di sisi konsumen. Langkah ini memiliki efek besar jika dibandingkan mobilisasi produk pertanian di dalam negeri.

Baca juga: Sumarsih: Presiden Jokowi Khianati Reformasi dan Bangun Dinasti Politik

“Produsen beras yang terpisah dan persoalan logistik bisa menjadikan masalah lebih kompleks, sehingga impor bisa jadi solusi jangka pendek,” kata Faisal melalui keterangan persnya, Jumat.

Lebih lanjut, Mangku yang merupakan Guru Besar Bidang Sosiologi Pertanian itu mengusulkan agar Jokowi mengakhiri masa kepemimpinannya dengan kebijakan pertanian yang baik.

Caranya, pertama, pemerintah didorong untuk mengumumkan kemampuan negara soal bantuan pupuk. Dengan demikian, kelompok tani (poktan) bisa membuat perencanaan dalam beberapa tahun ke depan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com