Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan Nurani Bangsa Ajak Media Massa Ikut Kawal Pemilu Jujur dan Adil

Kompas.com - 18/01/2024, 18:15 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pemimpin media massa menggelar dialog dengan para tokoh bangsa yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB), guna mengajak masyarakat memastikan proses pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2024 berlangsung aman, damai, jujur, dan adil.

Salah satu tokoh GNB, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid mengatakan, pertemuan itu dilakukan buat mengajak media massa turut andil dan memainkan peran strategis dalam menentukan arah perjalanan dan kemajuan bangsa Indonesia.

"Dalam proses transisi kepemimpinan melalui pemilu 2024, media massa juga menjadi elemen penting yang terus berjuang mendorong agar transisi kepemimpinan tersebut berjalan damai, adil, jujur, dan bermartabat, termasuk mengabarkan berbagai kekhawatiran kegelisahan publik," kata Alissa dalam keterangannya saat dihubungi pada Kamis (18/1/2024).

Baca juga: Wapres Terima Sinta Wahid, Quraish Shihab, dan Kardinal Suharyo Bahas Netralitas Pemilu

Pertemuan GNB dengan sejumlah pemimpin media massa dilakukan di kantor IDN Media, Jakarta. Tokoh-tokoh yang hadir dalam kegiatan itu adalah Sinta Nuriyah Wahid, Franz Magnis Suseno, sampai Erry Riyana Hardjapamekas.

Alissa mengatakan, dialog itu bertujuan buat bertukar informasi dan pandangan dari para pemimpin media massa terkait isu-isu strategis kebangsaan di tengah momen transisi kepemimpinan 2024.

Selain itu, dialog tersebut juga bertujuan mendapatkan masukan langkah-langkah strategis apa saja yang seharusnya dilakukan para tokoh bangsa menyuarakan tantangan kebangsaan.

Baca juga: MK Segera Putuskan Arsul Sani Boleh Adili Sengketa Pemilu Terkait PPP atau Tidak


Alissa menyampaikan, melalui dialog itu GNB dan para pemimpin media massa dinilai memiliki kesamaan pandangan. Yakni terdapat kekhawatiran dan keresahan masyarakat proses pergantian kepemimpinan 2024.

"Seperti potensi ketidaknetralan aparat negara dan pemerintah seperti aparatur sipil negara dan TNI," ujar Alissa.

Di sisi lain, GNB dan para pemimpin media massa menilai terjadi tren positif dalam Pemilu dan Pilpres 2024, yaitu penurunan politik identitas dan polarisasi dibandingkan pada Pemilu 2014 dan 2019.

Baca juga: Total 83 Lembaga Survei Daftar ke KPU untuk Pemilu 2024

"Kami menyadari peran pencerahan mendorong transisi kepemimpinan yang damai, adil, dan bermartabat perlu menjangkau generasi muda yang mendominasi suara pemilih di Indonesia melalui platform media sosial yang tepat," ucap Alissa.

Alissa juga mengatakan, para pemimpin redaksi media massa juga berkomitmen mendorong supaya gerakan itu diperkuat dan diperluas sampai ke akar rumput di pedesaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Ganjar Tanggapi Ide Presidential Club Prabowo: Bagus-bagus Saja

Ganjar Tanggapi Ide Presidential Club Prabowo: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Nasional
Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Nasional
Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Nasional
Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian Kabinet Prabowo-Gibran

Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com