Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Kaget Rasio Lulusan S2 dan S3 Rendah, Anies dan Ganjar Buka Suara...

Kompas.com - 18/01/2024, 05:15 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, dan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, angkat bicara soal rasio penduduk lulusan Strata 2 (S2) dan Strata 3 (S3) di Indonesia.

Baru-baru ini, persoalan tersebut disorot oleh Presiden Joko Widodo. Jokowi terkejut lantaran jumlah penduduk yang berpendidikan S2 dan S3 masih sangat rendah.

"Rasio penduduk berpendidikan S2 dan S3 terhadap populasi produktif itu juga masih sangat rendah sekali kita ini. Saya kaget juga kemarin dapat angka ini, saya kaget. Indonesia itu di angkanya 0,45 persen. 0,45 persen," ujar Jokowi saat memberikan sambutan di acara Forum Rektor Indonesia yang digelar di Surabaya, Jawa Timur pada Senin (15/1/2024).

Jika dibandingkan dengan sejumlah negara tetangga, kata Jokowi, penduduk yang berpendidikan S2 dan S3 di Indonesia angkanya masih kalah jauh.

"Negara tetangga kita, Vietnam, Malaysia sudah di angka 2,43 persen. Negara maju 9,8 persen. Jauh sekali," ungkapnya.

Baca juga: Kagetnya Jokowi Rasio Penduduk Berpendidikan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Malaysia

Jokowi bilang, pemerintah segera menggelar rapat untuk membahas persoalan ini. Katanya, akan segera dirumuskan kebijakan untuk meningkatkan rasio penduduk berpendidikan S2 dan S3 di Tanah Air.

"Enggak tahu anggarannya akan didapat dari mana. Tapi akan kita carikan agar (rasio) S2, S3 terhadap populasi usia produktif itu betul-betul bisa naik secara drastis," ucap Jokowi.

"Kejauhan sekali 0,45 persen sama (Malaysia) 2,43 persen. Angkanya memang kelihatannya, tapi kalau dikalikan ini sudah berapa kali. Lima kali lebih rendah dengan negara-negara yang tadi saya sampaikan," tuturnya.

Pembangunan manusia

Merespons ini, Anies Baswedan justru heran karena Jokowi terkejut dengan rasio lulusan S2 dan S3 di Indonesia yang masih rendah.

Dia bilang, ini bukan persoalan baru. Menurutnya, sejak awal Jokowi seharusnya menaruh perhatian terhadap masalah ini.

"Itu seharusnya sudah menjadi perhatian sejak dulu dari kemarin-kemarin. Ini kan sudah tahun 2024," kata Anies saat ditemui di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (16/1/2024).

Anies mengatakan, pemerintah mestinya tidak hanya fokus pada pembangunan fisik saja, tetapi juga manusia. Pembangunan manusia itu mencakup isu pendidikan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun berjanji bakal lebih memperhatikan pendidikan di Indonesia jika terpilih sebagai Presiden RI selanjutnya.

"Bukan membangun penopang manusia saja. Kota itu disebut hidup dan mati itu bukan karena ada gedung ataupun tidak ada gedung, walaupun gedungnya penuh, jalannya baik, kalau enggak ada orangnya yang disebut juga kota mati," kata Anies.

"Jadi yang menentukan yaitu adalah manusia, kualitas manusianya untuk tingkat pendidikan," lanjutnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Nasional
Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL saat Tak Ada Anggaran

Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL saat Tak Ada Anggaran

Nasional
Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Nasional
Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Nasional
Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Nasional
Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Nasional
Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut Para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut Para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com