Dedi menuturkan, PDI-P lebih mungkin bergabung dengan koalisi pengusung Anies-Muhaimin ketimbang mendukung Prabowo-Gibran bila pasangan Ganjar-Mahfud gagal masuk putaran kedua.
Sebab, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri diyakini sulit memaafkan Jokowi dan Prabowo yang melakukan manuver di menit-menit akhir pendaftaran pilpres dengan menjadikan Gibran Rakabuming cawapres.
Selain itu, perlu diingat pula bahwa di barisan Prabowo-Gibran ada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merupakan musuh lama Megawati.
"Megawati akan sulit meredam kemarahan personalnya dengan SBY, Prabowo, sekaligus Jokowi, itu sebab akan sulit merapat ke sana (Prabowo-Gibran)," ujar dia.
Baca selengkapnya: Megawati Sulit Redam Kemarahan ke SBY, Prabowo dan Jokowi Sekaligus
Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni mengungkapkan, pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Amin) tidak memiliki target tertentu untuk menang dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Menurut Sahroni, pasangan Amin hanya menunggu mukjizat Tuhan untuk bisa menang baik di putaran pertama, maupun di putaran kedua.
"Yang enggak punya target cuma Amin saja, pada posisi setengah saja lah, duduk, tinggal menunggu mukjizat menang di satu putaran, atau menang di dua putaran," kata Sahroni dalam acara Satu Meja Kompas TV, Kamis (11/1/2024).
Kendati demikian, Sahroni menilai, pilpres 2024 akan berlangsung dalam dua kali putaran.
Baca selengkapnya: Sahroni: Anies-Muhaimin Tak Punya Target Menang, Hanya Tunggu Mukjizat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.