Jika suatu saat pemerintah merasa bahwa Pasifik sudah tidak signifikan dan relevan, maka politik Pasifik sangat mungkin kembali meredup.
Kedua, kawasan Pasifik tidak pernah menjadi prioritas utama Indonesia. Asia Tenggara selalu berada di lingkaran pusat konsentrik kebijakan luar negeri Indonesia.
Asia Timur dan Samudera Hindia juga tengah mengalami dinamika yang cukup signifikan. Keberadaan entitas internasional juga lebih banyak di kawasan tersebut.
Hal ini memungkinkan teralihkannya alokasi sumber daya Indonesia dari Pasifik menuju kawasan yang menjadi hotspot internasional.
Ketiga, siklus politik dalam negeri lima tahunan memungkinkan terjadinya perubahan fokus program pemerintah.
Pasifik yang selama dua periode terakhir cukup menjadi perhatian pemerintah tidak menutup kemungkinan akan kembali terabaikan.
Dengan terbatasnya sumber daya pemerintah dan banyaknya agenda yang dikerjakan, realokasi sumber daya dapat memengaruhi jalannya diplomasi Pasifik.
Terlebih, diplomasi Pasifik bukanlah hal yang murah dan membutuhkan pendanaan yang besar melalui program-program bantuan Internasional yang dilakukan Indonesia.
Dengan demikian, patut dicermati kebijakan pemerintahan ke depan terkait Pasifik. Akankah Pasifik sekali lagi menjadi bagian integral dari politik luar negeri pemerintah atau Pasifik kembali menjadi halaman belakang yang terlupakan, jawabannya berada di pundak pemerintahan periode mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.