Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdialog dengan Kadin, Ganjar Kembali Bicara soal KPI Menteri

Kompas.com - 11/01/2024, 23:26 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengaku akan membuat indikator kinerja utama atau key performance indicator (KPI) untuk mengukur kinerja para menterinya jika terpilih jadi presiden.

Dari KPI itu, menteri-menteri yang dinilai masyarakat tidak bisa bekerja, akan diganti.

Mulanya, Ganjar bercerita pengalamannya memimpin Jawa Tengah sebagai gubernur. Saat itu, kata dia, ada saja ulah bawahannya yang kinerjanya tak memuaskan masyarakat.

Baca juga: TPN Ganjar Sambangi Bawaslu, Minta Pengawasan Pemilu Lebih Proaktif

"Hal-hal yang sepele, tapi buat rakyat itu enggak selesai selesai, maka kita juga harus ngurusi sepele dan kita menjadi koreksi kita sebagai pemerintah bahwa, 'Eh, kamu tidak menjalankan yang bagus," ujar Ganjar dalam dialog capres yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2024).

Dari situ lah, Ganjar berpendapat bahwa jalan keluarnya adalah pemimpin tertinggi di daerah tersebut mesti turun tangan.

Ia pun kemudian memanggil pejabat yang dimaksud dan persoalan selesai.

Hal yang sama, tegas Ganjar, juga akan dilakukan jika terpilih memimpin bangsa pada 2024.

Baca juga: Ganjar Ucap Narasi Perubahan, Cak Imin: Itu Baru Top, I Love Pak Ganjar

Menurutnya, masyarakat bisa mengadukan pejabat pemerintah yang bermasalah melalui aplikasi Government Super Apps.

"Lapor, saya punya dashboardnya. Oh ini, kalian enggak bisa (kerja)," tutur Ganjar.


Setelah melihat banyaknya pengaduan kepada menteri-menteri, maka Ganjar mengaku tak segan memanggil orang tersebut.

Ganjar pun meminta persetujuan kepada hadirin yang sebagian besar pejabat Kadin agar apakah boleh ada KPI untuk para menteri di pemerintahan.

Baca juga: Soroti Pengadaan Alkes RI Bermasalah, Ganjar: Ini Harus Kita Hentikan

Hadirin menyetujui Ganjar. Mantan anggota DPR itu tak segan mengganti menteri-menterinya yang bermasalah karena memiliki KPI rendah.

"Jadi kalau dia (menteri) enggak perform, yang nilai masyarakat lho ya. Bukan saya," katanya.

"Maka, halo partai pengusung, tolong ganti. Tarik!" pungkas politikus PDI-P itu.

Ganjar beberapa kali bicara terkait ide adanya KPI untuk mengukur kinerja menteri. Misalnya saat berpidato di Lembaga Dakwah Islam Indonesia, November tahun lalu. 

"Kayaknya menarik kalau nanti kabinet itu yang menilai rakyat, maka ada KPI-based kabinet yang transparan," kata Ganjar dalam Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakhwah Islam Indonesia di Lubang Buaya, Jakarta, Rabu (8/11/2023). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com