Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Belanja Alutsista Disebut Bukan Rahasia karena Pembeliannya Juga Bersumber dari Pajak

Kompas.com - 09/01/2024, 20:31 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat militer sekaligus Ketua Badan Pengurus Centra Initiative Al Araf menegaskan bahwa anggaran belanja Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) seharusnya bukan menjadi hal rahasia di sektor pertahanan.

Apalagi, dia menegaskan bahwa belanja alutsista turut menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang bersumber dari pajak masyarakat.

Al Araf menyampaikan hal itu dalam diskusi dengan tajuk “Pasca Debat Capres Ketiga” yang digelar Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan di Kawasan Jakarta Selatan, Selasa (9/1/2024).

“Nah karena kita berkepentingan dan kita menjadi bagian dari warga negara yang baik maka kita membayar pajak kepada negara sehingga semua pajak yang kita berikan kepada negara salah satunya untuk belanja alutsista, sektor pertahanan,” kata Al Araf.

Baca juga: Mahfud: Tidak Ada Data Rahasia Negara yang Diminta Dibocorkan Saat Debat Capres

“Konsekuensinya tidak ada rumusnya Kementerian Pertahanan atau pemerintah berdalih ini rahasia,” ujarnya melanjutkan.

Al Araf mengatakan, memang ada hal-hal tertentu di sektor pertahanan yang harus bersifat rahasia. Tetapi, hal itu tidak boleh membuat semua hal dalam sektor pertahanan sebagai rahasia.

Menurut dia, belanja alutsista yang bersumber dari uang rakyat juga perlu dijelaskan ke publik.

“Kita bayar pajak, pajak kita masuk APBN, APBN digunakan salah satu untuk sektor pertahanan, sehingga dia harus menjelaskan ke mana duit rakyat itu. Masuk kantong sendiri? Buat keluarganya? Atau untuk benar-benar membangun pertahanan dan keamanan? Kan itu tuh harus dijelaskan,” kata Al Araf.

Baca juga: Jokowi Sebut Data Pertahanan Tak Semua Bisa Dibuka, Ganjar: Ada di Kemenko Polhukam, Terbuka di Website

Lebih lanjut, peneliti senior Imparsial ini pun menyoroti sektor pertahanan yang sudah memiliki sistem Peradilan Militer.

Oleh karena sektor pertahanan adalah barang publik atau public goods, Al Araf mengatakan, belanjanya harus dijelaskan secara akuntabel.

“Kenapa? karena dugaan, karena penyimpangan dalam sektor depan itu tinggi akibat dari lembaga independen seperti KPK tidak bisa masuk ke sektor pertahanan karena mereka punya mekanisme Peradilan Militer, tertutup,” ujarnya.

Diketahui, dalam debat pemilihan presiden (Pilpres) ketiga, capres nomor urut 2 Prabowo Subianto tidak mau membongkar sejumlah data pertahanan, Misalnya soal minimum essential force (MEF) dan pengadaan alutsista bekas yang dipersoalkan dua capres lainnya, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Padahal, Prabowo menuding bahwa kedua pesaingnya itu mengantongi data yang tidak tepat.

Baca juga: Jokowi Sebut Data Alutsista Tak Bisa Diumbar, Anies: Tinggal Jelaskan Saja Apa yang Bisa Dibuka, Simpel

Prabowo yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) beralasan tidak mempunyai cukup waktu untuk menjelaskan data-data yang benar.

Selepas debat, Prabowo pun mengungkapkan kekecewaan kepada capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo yang menurutnya telah menyodorkan data yang salah dalam debat.

"Saya agak-agak sedikit kecewa dengan kualitas, terutama narasi yang disampaikan oleh paslon (pasangan calon) yang lain. Menurut saya, mereka pertama datanya banyak yang salah, keliru,” kata Prabowo.

Dia juga mengklaim bahwa data terkait pertahanan bersifat sakral sehingga tidak bisa diungkap begitu saja di muka publik.

"Pertahanan adalah sakral, dan tadi kalau tidak salah, ada paslon yang mengatakan untuk pertahanan tidak ada rahasia. Saya kira ini sangat lucu, ini sangat tidak pantas bagi seorang pemimpin. Justru masalah pertahanan, keamanan, itu sarat dengan hal-hal rahasia,” ujar Prabowo.

Baca juga: Bantah Prabowo, Pengamat Sebut Tak Semua Data Pertahanan Rahasia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com