Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajakan Prabowo Bahas Data Alutsista di Luar Debat Ditolak 2 Kubu Capres

Kompas.com - 09/01/2024, 05:45 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

Dalam debat pada Minggu malam lalu, Prabowo tidak mau membongkar sejumlah data, misalnya soal minimum essential force (MEF) dan pengadaan alat utama sistem persenjataan bekas yang dipersoalkan dua capres lainnya, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Padahal, Prabowo menuding bahwa kedua pesaingnya itu mengantongi data yang tidak tepat.

Ketua Umum Partai Gerindra ini beralasan tidak mempunyai cukup waktu untuk menjelaskan data-data yang benar.

Selepas debat, Prabowo pun mengungkapkan kekecewaan kepada Ganjar dan Anies yang menurutnya telah menyodorkan data yang salah dalam debat.

Baca juga: Klarifikasi TKN soal Lahan Prabowo yang Diungkit Anies, Tak Sampai 340.000 Hektar

"Saya agak-agak sedikit kecewa dengan kualitas, terutama narasi yang disampaikan oleh paslon-paslon yang lain. Menurut saya mereka pertama datanya banyak yang salah, keliru,” kata Prabowo

Ia juga mengeklaim bahwa data terkait pertahanan bersifat sakral sehingga tidak bisa diungkap begitu saja di muka publik.

"Pertahanan adalah sakral, dan tadi kalau tidak salah, ada paslon yang mengatakan untuk pertahanan tidak ada rahasia,” kata Prabowo.

“Saya kira ini sangat lucu, ini sangat tidak pantas bagi seorang pemimpin. Justru masalah pertahanan, keamanan, itu sarat dengan hal-hal rahasia,” imbuh dia.

Ketua Komisi I DPR sekaligus Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Meutya Hafid, membela sikap Prabowo yang tidak membongkar data terkait pertahanan.

"Alhamdulillah, Pak Prabowo tidak terpancing untuk membuka data pertahanan kita. Menurut saya ini bentuk kenegarawanan, mementingkan negara di atas politik. Meski sudah dicecar sebegitu rupa," kata Meutya dalam keterangan pers, Senin.

Politikus Partai Golkar ini menuturkan, data pertahanan tidak bisa dibuka di depan umum karena sifatnya yang merupakan rahasia negara.

Meutya pun berpandangan, calon presiden Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo tidak memahami risiko terbongkarnya data pertahanan dengan terus mencecar Prabowo terkait data tersebut.

Baca juga: Menyoal Sikap Prabowo yang Enggan Buka Data Pertahanan Saat Debat...

"Debat ini diperhatikan oleh seluruh dunia. Jika dibicarakan di publik sama saja membuka rahasia pertahanan kita ke negara lain," ujar dia.

Sementara itu, peneliti hubungan luar negeri Centre for Strategic and International Studies Waffaa Kharisma berpandangan, Prabowo semestinya bisa menjelaskan data-data yang dia anggap salah dalam forum debat asalkan telah memahami data mana yang ingin ia klarifikasi.

"Menurut saya sebetulnya harus ada caranya sih untuk mempersingkat kalau misalnya beliau langsung paham dan langsung tahu sebetulnya yang mau didebat data yang mana nih, apa data hektar tanah, atau data anggaran, atau data kebelanjaan?" kata Waffaa, Minggu malam, dikutip dari YouTube Kompas.com.

Menurut dia, Prabowo mempunyai cukup waktu untuk menunjukkan fakta yang benar terhadap satu topik yang datanya ia anggap salah.

Baca juga: Jokowi Makan dengan Ketum Parpol Pengusung Prabowo, Hasto: Menang Pemilu Itu Turun ke Bawah, Bukan ke Atas

Hanya saja, Waffaa menilai Prabowo memang terlalu luas dalam menuding kesalahan data, seolah-olah semua data yang disampaikan capres lain tidak benar.

"Tadi beliau mendebatnya agak luas ya, agak seperti jaring ya, pokoknya salah gitu lho, data-datanya salah, data yang mana? Saya pikir ada bisa satu menit untuk jelaskan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com