Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko: Bansos Beras Ada Sebelum Mas Gibran Jadi Cawapres

Kompas.com - 03/01/2024, 20:31 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko membantah tudingan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) diduga melakukan politisasi bantuan sosial (bansos) pangan beras.

Dugaan tersebut dikaitkan dengan status putra sulung Presiden Jokowi, yakni Gibran Rakabuming Raka yang saat ini menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto.

"Begini ya. Program untuk memberikan bantuan beras kepada masyarakat miskin itu (sudah) sebelum, jauh sebelum Mas Gibran menjadi cawapres. Presiden melihat harga beras ini dalam kondisi tinggi, stabil tinggi, untuk itu perlu ada bantuan kepada masyarakat miskin," ujar Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu (3/1/2024).

"Karena Presiden memandang ini salah satu bentuk yang mempengaruhi inflasi sehingga pemberian ini sangat positif karena masyarakat akhirnya mengurangi pengeluaran dengan adanya bantuan pemerintah yang 10 kilogram itu," kata dia.

Baca juga: Cegah Politisasi Bansos Jelang Pemilu 2024, Said Sarankan Pemerintah Tempuh 4 Langkah Ini

Moeldoko menegaskan, tidak ada tendensi apa pun saat Presiden memberikan bantuan beras.

Dia pun memastikan bahwa pemerintah tidak akan menghentikan penyaluran bansos beras tersebut.

Sementara itu, saat ditanya lebih lanjut soal basis data bansos beras yang mengalami perbedaan dengan data sebelumnya, Moeldoko menyebut pemerintah memang punya tiga sumber data.

Ketiganya yakni Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Kementerian Sosial, Data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) dari Kementerian Keuangan, dan data dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

"Jadi tiga-tiganya disinergikan dari tiga data itu. Semakin ke sini semakin disempurnakan. Sebenarnya semua itu bagian dari penyempurnaan data agar tepat sasaran. Enggak ada tujuan atau tendensi lain," kata Moeldoko.

Baca juga: Anies: Bansos Dibeli dari Uang Pajak, Jangan Pernah Diklaim Bantuan Pribadi

Adapun bansos beras cadangan beras pemerintah (CBP) disalurkan sejak Oktober 2023 lalu.

Bansos tersebut diberikan sebanyak 10 kilogram per bulan kepada masing-masing keluarga penerima.

Presiden Jokowi pada Rabu menyatakan, penyaluran bansos tersebut rencananya akan dilanjutkan sampai Juni 2024 apabila anggaran APBN mencukupi.

Sebelumnya, politikus PDI Perjuangan (PDI-P) Aria Bima mengatakan, ada perubahan data yang digunakan sebagai dasar penyaluran bansos pangan atau bansos beras 10 kilogram dari pemerintah.

Perubahan data tersebut menyasar bansos beras 10 kilogram pada 2024 untuk masyarakat.

"Ada hal yang baru terkait dengan hal yang menyangkut bantuan pangan. Untuk tahun 2024 bantuan pangan yang kurang lebih 10 kilogram itu ada perubahan data," ujar Aria di Kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Selasa (2/1/2023).

Halaman:


Terkini Lainnya

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com