Salin Artikel

Moeldoko: Bansos Beras Ada Sebelum Mas Gibran Jadi Cawapres

Dugaan tersebut dikaitkan dengan status putra sulung Presiden Jokowi, yakni Gibran Rakabuming Raka yang saat ini menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto.

"Begini ya. Program untuk memberikan bantuan beras kepada masyarakat miskin itu (sudah) sebelum, jauh sebelum Mas Gibran menjadi cawapres. Presiden melihat harga beras ini dalam kondisi tinggi, stabil tinggi, untuk itu perlu ada bantuan kepada masyarakat miskin," ujar Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu (3/1/2024).

"Karena Presiden memandang ini salah satu bentuk yang mempengaruhi inflasi sehingga pemberian ini sangat positif karena masyarakat akhirnya mengurangi pengeluaran dengan adanya bantuan pemerintah yang 10 kilogram itu," kata dia.

Moeldoko menegaskan, tidak ada tendensi apa pun saat Presiden memberikan bantuan beras.

Dia pun memastikan bahwa pemerintah tidak akan menghentikan penyaluran bansos beras tersebut.

Sementara itu, saat ditanya lebih lanjut soal basis data bansos beras yang mengalami perbedaan dengan data sebelumnya, Moeldoko menyebut pemerintah memang punya tiga sumber data.

Ketiganya yakni Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Kementerian Sosial, Data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) dari Kementerian Keuangan, dan data dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

"Jadi tiga-tiganya disinergikan dari tiga data itu. Semakin ke sini semakin disempurnakan. Sebenarnya semua itu bagian dari penyempurnaan data agar tepat sasaran. Enggak ada tujuan atau tendensi lain," kata Moeldoko.

Adapun bansos beras cadangan beras pemerintah (CBP) disalurkan sejak Oktober 2023 lalu.

Bansos tersebut diberikan sebanyak 10 kilogram per bulan kepada masing-masing keluarga penerima.

Presiden Jokowi pada Rabu menyatakan, penyaluran bansos tersebut rencananya akan dilanjutkan sampai Juni 2024 apabila anggaran APBN mencukupi.

Sebelumnya, politikus PDI Perjuangan (PDI-P) Aria Bima mengatakan, ada perubahan data yang digunakan sebagai dasar penyaluran bansos pangan atau bansos beras 10 kilogram dari pemerintah.

Perubahan data tersebut menyasar bansos beras 10 kilogram pada 2024 untuk masyarakat.

"Ada hal yang baru terkait dengan hal yang menyangkut bantuan pangan. Untuk tahun 2024 bantuan pangan yang kurang lebih 10 kilogram itu ada perubahan data," ujar Aria di Kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Selasa (2/1/2023).

"Tahun 2021, 2022, 2023 bantuan pangan menggunakan data dari Kementerian Sosial (Kemensos). Ini (data) terus dilakukan audit oleh Kemensos," kata dia.

Namun, untuk 2024 ini data yang digunakan bersumber dari Kemenko PMK.

Hanya saja, PDI-P meminta agar Menko PMK Muhadjir Effendy lebih teliti dengan data yang ada.

"Kita tidak menginginkan itu meleset dari tujuan penerima bantuan. Yang waktu itu argumentasinya bantuan El Nino, dan kita harapkan tidak ada politisasi," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2024/01/03/20315211/moeldoko-bansos-beras-ada-sebelum-mas-gibran-jadi-cawapres

Terkini Lainnya

Diterima Hasto, Pawai Obor Api Abadi dari Mrapen sampai di Jakarta Jelang Rakernas PDI-P

Diterima Hasto, Pawai Obor Api Abadi dari Mrapen sampai di Jakarta Jelang Rakernas PDI-P

Nasional
Sahroni Pastikan Hadiri Sidang SYL untuk Diperiksa Sebagai Saksi

Sahroni Pastikan Hadiri Sidang SYL untuk Diperiksa Sebagai Saksi

Nasional
LPSK Sebut Masih Telaah Permohonan Perlindungan Saksi Fakta Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

LPSK Sebut Masih Telaah Permohonan Perlindungan Saksi Fakta Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Nasional
Ketua BKSAP Perkuat Komitmen Parlemen Anti-Korupsi dan Dorong Demokrasi Lingkungan di Asia Tenggara

Ketua BKSAP Perkuat Komitmen Parlemen Anti-Korupsi dan Dorong Demokrasi Lingkungan di Asia Tenggara

Nasional
Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Nasional
Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Nasional
Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Nasional
Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Nasional
Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Nasional
Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah 'Presidential Club', Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah "Presidential Club", Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke