Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Syafbrani ZA
Penulis dan Konsultan Publikasi

Penulis Buku diantaranya UN, The End..., Suara Guru Suara Tuhan, Bergiat pada Education Analyst Society (EDANS)

Meratap Hak Anak di Tengah Kegaduhan Politik 2024

Kompas.com - 01/01/2024, 10:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

RAPOR pendidikan Indonesia 2023 memperlihatkan capaian karakter murid di setiap jenjang pendidikan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.

Jenjang SD/sederajat naik 0,91, SMP/sederajat naik 1,73, dan SMA sederajat naik naik 0,91. Karakter murid Indonesia dikategorikan dengan nilai 'baik'.

Bagian dari hasil Asesmen Nasional ini memang patut disyukuri. Namun, jangan sampai membuat kita – terutama para pemimpin negeri – lupa masih banyak kondisi yang harus diperbaiki.

Di balik nilai-nilai baik dari publikasi tersebut, masih banyak tragedi yang memilukan hadir di tengah kita. Tragedi yang menunjukkan masih besarnya tantangan pendidikan hari ini untuk memperkuat nilai-nilai etik pada peserta didik yang di antaranya adalah anak-anak kita sendiri.

Sesuai eranya, degradasi moral generasi zaman kini juga sangat terlihat mencuat di jagat media sosial. Banyak konten-konten bablas berseliweran. Tidak sedikit kata-kata kotor menghiasi caption dan kolom-kolom komentar.

Microsoft melalui Digital Civility Index (DCI) sampai menempatkan netizen Indonesia dalam kategori tidak sopan.

Meskipun katanya secara mayoritas ketidaksopanan tersebut merupakan kontribusi para pengguna dewasa, namun banyaknya netizen usia anak sekaligus kelekatan anak dengan dunia maya tetap tidak bisa diabaikan.

Kondisi ini juga menunjukkan ada peran orang dewasa yang secara perlahan melakukan transfer ketidaksopanan itu.

Hingga akhirnya jejak-jejak digital itu menjadi panduan hidup mereka dalam berinteraksi, termasuk interaksinya di media sosial. Apa lagi ketika jejak-jejak digital itu bersumber dari tokoh-tokoh publik yang di antaranya adalah panutan mereka.

Ditambah lagi dengan kondisi saat ini, situasi yang bermula sejak musim kampanye tiba. Tepatnya musim kampanye dalam menyongsong Pilpres 2024.

Kita jangan menutup mata perseteruan antarpendukung pasangan mulai semakin tak terbendung. Dengan kenyataan ini, jangan sampai kita menutup hati dengan berdalih bahwa segala perseteruan yang memunculkan kegaduhan hanyalah canda-canda politik semata.

Sungguh hari-hari kita sepertinya sedang menuju pada suatu kondisi yang sangat ‘membangongkan’.

Mengapa? Di saat para guru di sekolah dituntut untuk berjibaku memperkuat karakter murid-muridnya, di pentas politik selalu hadir ‘canda-canda’ yang tidak etis.

Di saat para orangtua berkutat mengajari anak-anaknya untuk belajar mentaati aturan-aturan kehidupan, para penduduk paslon selalu menunjukkan akrobatnya di setiap pentas debat pilpres — yang selalu membuat para moderator berkata “harap tenang, harap tenang, dan harap tenang…”

Nah, semoga saja para elite politik dengan pendukungnya masing-masing membuat resolusi agar tahun 2024 tidak ada lagi canda-canda politik yang tidak etis, tidak akan lagi saling menjatuhkan nama baik, dan tidak lagi saling sikut hanya demi meraih kursi kekuasaan yang sebenarnya membutuhkan pertanggungjawaban kepada sang pencipta itu.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com