Cukuplah residu pesta demokrasi Pilpres 2019 lalu yang melahirkan perseteruan panjang berupa labelisasi ‘cebong’ dan ‘kampret’.
Sadarkah kita bahwa sudah bertahun lamanya anak-anak diajarkan membuat stigma kepada seseorang dengan label binatang. Melabel-labekan seseorang dengan sosok binatang plus berkonotasi negatif. Bukankah ini bentuk demoralisasi yang akut?
Dalam setiap laporan tahunan, pemerintah boleh saja mendeklarasikan lapangan kerja bertumbuh sehingga daya beli masyarakat meningkat dan akhirnya asupan gizi anak-anak bisa terjaga.
Demikian juga dengan capaian-capaian lainnya yang kemudian dikaitkan dampaknya terhadap perbaikan kondisi anak-anak Indonesia.
Namun, realitas di sisi lain jangan sampai ditutupi atau hanya dipandang sekilas saja. Padahal hak-hak anak adalah isu sentral yang harus dibahas dan dipenuhi dengan tuntas.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sempat merilis kondisi yang dinyatakannya sebagai darurat kekerasan pada dunia pendidikan.
Sampai Agustus 2023, terdapat 2.355 kasus terkait pelanggaran terhadap perlindungan anak. Secara spesifik sebaran kasus tersebut di antaranya terdiri dari 87 kasus anak sebagai korban perundungan, 24 kasus anak sebagai korban kebijakan pendidikan, 236 anak sebagai korban fisik dan/atau psikis, dan 487 kasus anak sebagai korban kekerasan seksual.
Jumlah kasus tersebut diyakini belum seberapa jika dibandingkan dengan kondisi sebenarnya. Banyak yang belum terungkap, banyak yang belum sadar, dan bisa jadi di antaranya banyak yang pasrah.
Bukan tidak mungkin, banyak juga yang bungkam karena merasa tidak punya daya dan kuasa.
Padahal, negara ini bersepakat ada hak asasi bagi anak yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi tidak hanya oleh orang tua, keluarga dan masyarakat, tetapi juga negara baik melalui pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Negara wajib memenuhi, melindungi, dan menghormati haknya.
Andai dunia politik kita terus gaduh, lantas sampai kapan hak-hak anak terpenuhi secara utuh?
Meskipun terlambat, masih ada harapan untuk kita berikhtiar sambil bermunajat: “Semoga hari-hari anak di tahun 2024 selalu bersahabat.”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.