Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hamid Awaludin

Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia.

Mengapa Harus Mengusir Rohingya?

Kompas.com - 31/12/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

NESTAPA yang dialami oleh sejumlah warga negara Myanmar beretnis Rohingya, memang sangat mendera. Di tanah leluhur mereka ditampik. Di tanah yang diinjak, mereka diusir dengan kekerasan.

Di tanah tempat persinggahan guna menarik napas untuk sementara, mereka ditolak dengan cara-cara di luar batas perikemanusiaan.

Begitulah nasib sekitar lebih 1.000 orang pengungsi Rohingya yang tiba di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.

Setelah dihempas oleh gulungan ombak laut Andaman dan bertarung nyawa, mereka memiliki secercah harapan tatkala berlabuh di Aceh.

Muka lusuh, badan terseok, kembali jadi segar, menatap kehidupan tanpa bertarung dengan teka teki, kapan mereka menghadap Sang Khalik dengan cara-cara kekerasan, sebagaimana yang mereka alami di negaranya, Myanmar.

Harapan yang membuncah itu, kembali jadi sirna. Pengungsi Rohingya tersebut diperlakukan secara tidak manusiawi di Aceh. Mereka diintimidasi, diprotes, dan diusir.

Anak-anak, wanita, orang tua, pun kian terseok. Mereka hendak berpekik, tetapi suara mereka sudah parau, malah sudah hilang. Tak terdengar lagi oleh siapa pun.

Yang memilukan, sejumlah mahasiswa dari perguruan tinggi yang berafiliasi keagamaan, Islam, ikut mendemo dan memprotes keberadaan mereka.

Lantas, di mana ajaran agama yang mengutamakan ahlak itu disampirkan? Bukankah Islam mengajarkan tamu harus dihormati. Tamu harus diperlakukan baik-baik. Bukankah dalam akidah Islam diajarkan bahwa kemanusiaan itu lebih penting daripada keberagamaan?

Kisah perjalanan Nabi Muhammad patut diingat ulang. Tatkala Nabi Muhammad bersama pengikutnya didera oleh kekerasan dan kekejian kaum kafir di Mekkah, ia melakukan hijrah ke Madinah.

Di sanalah ia diterima baik dan dimanusiakan. Di sanalah Nabi Muhammad membangun peradaban baru. Peradaban yang menghargai arti kemanusiaan.

Di Madinalah Muhammad membangun peradaban tentang harkat dan martabat manusia. Setelah segalanya selesai, Muhammad bersama pengikutnya, kembali ke kota Mekkah.

Kisah perjalanan kaum Rohingya, dari negaranya yang bernama Myanmar, lalu ke Bangladesh, kemudian ke Indonesia, adalah kisah tentang hijrah.

Mereka berhijrah untuk menghindari kesewenang-wenangan dan pemarjinalan martabat manusia.

Di Indonesia, yang penduduknya selalu menghapal Sila Kedua dari Pancasila, “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,” ternyata pepesan kosong.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com