JAKARTA, KOMPAS.com - Bertambah lagi deretan anak buah Presiden Joko Widodo yang terjerat kasus korupsi pada tahun 2023.
Ada tiga anggota kabinet yang menjadi tersangka kasus korupsi pada tahun tersebut.
Mereka adalah Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, serta Wakil Menteri Hukum dan HAM Edward Omar Sharif Hiariej.
Kasus-kasus tersebut membuat Jokowi mencetak "rekor" sebagai presiden dengan jumlah menteri yang paling banyak terjerat korupsi.
Baca juga: Anies-Muhaimin Kampanye ke Banyuwangi, Lumbung Suara Jokowi
Sejak menjabat pada 2014, total ada 6 menteri Jokowi yang terjerat kasus korupsi.
Selain Johnny dan Syahrul yang sudah disebut di atas, ada Menteri Sosial Idrus Marham serta Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi yang dijadikan tersangka pada periode pertama pemerintahan Jokowi.
Lalu, Menteri Sosial Juliari Batubara serta Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang dicokok KPK dan ditetapkan sebagai tersangka pada 2020.
Jumlah menteri Jokowi yang terjerat korupsi itu melampaui jumlah menteri era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama 10 tahun menjabat.
Catatan Kompas.com, ada 5 menteri SBY yang terjerat korupsi sepanjang SBY menjabat sebagai presiden.
Berikut rangkuman kasus anak buah Jokowi pada 2023:
Johnny G Plate terjerat kasus korupsi enyediaan menara base transceiver station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung 1, 2, 3, 4, dan 5 Bakti Kementerian Kominfo tahun 2020-2022.
Plate pun telah divonis bersalah dalam kasus itu dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena terbukti memperkaya diri sebesar Rp 15,5 miliar dan merugikan negara Rp 8,032 triliun.
Penetapan Johnny sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung turut diwarnai oleh isu politisasi karena ia menjabat sebagai sekretaris jenderal Partai Nasdem saat kasus itu bergulir.
Sementara itu, Partai Nasdem adalah salah satu partai politik pengusung Anies Baswedan yang dianggap oleh sebagian orang sebagai oposisi dari Jokowi.
Namun, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh meyakini bahwa tidak ada intervensi politik dalam kasus yang menjerat Plate.