Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andang Subaharianto
Dosen

Antropolog, dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Rektor UNTAG Banyuwangi, Sekjen PERTINASIA (Perkumpulan Perguruan Tinggi Nasionalis Indonesia)

Ketika Isu Politik Dinasti Tak Membumi

Kompas.com - 15/12/2023, 16:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Coba kita kilas balik sebentar pada Pemilu 1997, pemilu terakhir era Orde Baru, yang juga diwarnai kecemasan dan keresahan elite. Saat itu kecemasan dan keresahan elite langsung sambung dengan kecemasan dan keresahan masyarakat pada umumnya.

Isu korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang menjadi bahasa elite dapat dengan mudah mengalir dan dipahami oleh masyarakat pada umumnya.

Isu KKN langsung mendapat pembenaran di mata rakyat, karena rakyat berhadapan dengan kelangkaan barang kebutuhan pokok yang menandai krisis ekonomi saat itu.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus merosot sejak pertengahan 1997. Pada 21 Juli 1997 masih Rp 2.700 per dollar AS. Anjlok terus menjadi Rp 5.363 per dollar AS pada 2 Januari, menuju Rp 10.000 per dollar AS pada 6 Januari 1998. Lalu, mencapai angka Rp 17.000 per dollar AS pada 22 Januari 1998 (Kompas, 19/03/1998).

Cerita rupiah lalu menjadi cerita politik. Isu KKN berhembus kencang bersamaan dengan kelangkaan barang kebutuhan pokok.

Publik pun membincangkannya secara luas dan intensif pada akhir 1997 dan awal 1998. Baik melalui media massa, diskusi, seminar dan mimbar bebas di kampus-kampus, maupun obrolan kelas warung kopi dan pasar tradisional.

Pemerintah Orde Baru kehilangan daya kontrol dan legitimasi. Ujungnya Presiden Soeharto mengudurkan diri pada Mei 1998. Meski baru ditetapkan secara aklamasi oleh MPR pada Sidang Umum (SU) MPR Maret 1998.

Berbeda dengan pemilu terakhir Orde Baru tersebut, kecemasan dan keresahan elite menjelang Pilpres 2024 putus sambungan dengan masyarakat pada umumnya.

Masyarakat mengganggap kehidupan sehari-hari masih normal. Harga kebutuhan pokok merangkak naik, tapi masih terjangkau dan tersedia.

Apalagi sebagian masyarakat menerima BLT (bantuan langsung tunai). Hasil survei Litbang Kompas pun menunjukkan angka kepuasan masyarakat masih tinggi terhadap kinerja pemerintah (73,5 persen). Hanya sedikit menurun dibandingkan empat bulan sebelumnya (74,3 persen).

Saya melihat, saat orientasi dan kesadaran politik masyarakat masih subsisten, pemilu juga akan dilihat secara subsisten pula. Dimensi masa depannya tak dilihat.

Di sinilah persoalan pendidikan politik demokrasi yang harus dituntaskan dan menjadi pekerjaan besar bangsa ke depan, yang rupanya terabaikan selama ini.

Reformasi terkesan “jalan di tempat” (involusi). Hanya menghasilkan kelembagaan politik (badan) baru tanpa pembaruan kultur (jiwa).

Bila pendidikan politik demokrasi beres, niscaya praktik demokrasi dari hulu ke hilir akan beres pula. Setiap warga negara akan menolak setiap tindakan ketidakberesan praktik demokrasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Nasional
Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

Nasional
4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

Nasional
Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Nasional
Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com