Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gemoy"-nya Prabowo Dinilai Sebagai Ilusi Realitas, Pengamat: Balihonya Pakai AI, Kontras dengan yang Riil

Kompas.com - 15/12/2023, 10:52 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto dinilai kurang “gemoy” ketika menghadapi debat capres perdana di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa (12/12/2023) lalu.

Dosen komunikasi politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Nyarwi Ahmad menyebut penampilan debat perdana Prabowo masih serius.

“Nah semalam itu Pak Prabowo masih kurang gemoy. Kalau dipresentase mungkin menurun gemoynya, biasanya full bisa 100 persen, menurun bisa 30-an persen,” kata Nyarwi dalam siaran Gaspol yang tayang di YouTube Kompas.com, Kamis (15/12/2023).

“Maksud saya gini lah, Pak Prabowo sangat serius semalam saya lihat,” tambah Nyarwi.

Baca juga: Adu Gagasan Capres soal Konflik Papua: Prabowo Ingin Perkuat Aparat, Ganjar-Anies Tawarkan Pendekatan Dialog

Nyarwi menegaskan bahwa dirinya bukan bagian dari juru bicara Prabowo Subianto.

Namun, ia menilai keseriusan Prabowo tetap tampak dari ekspresinya, meski selama ini capres nomor urut 2 memiliki citra sebagai sosok “gemoy”.

Dia pun menjelaskan dalam ilmu komunikasi politik, seseorang bisa menyampaikan pesan, persepsi hingga ilusi realitas.

Menurut Nyarwi, citra “gemoy” Prabowo selama ini merupakan bagian dari ilusi realitas yang dibuat.

Gemoy itu bagian yang ketiga (ilusi realitas) menurut saya. Bahkan kalau kita melihat baliho-baliho Pak Prabowo dengan Gibran itu kan pake AI itu, itu kan kontras dengan yang riil. Tapi itu juga ada segmen pasarnya,” tutur dia.

Baca juga: PKS Sebut Saat Jadi Gubernur Anies Utang Jasa ke Warga DKI Bukan ke Prabowo

Lebih lanjut, momen debat perdana lalu juga menjadi ajang bagi publik untuk bisa melihat karakter calon presiden yang didukungnya.

Sebab, menurut Nyarwi, meski para kandidat capres bisa mengendalikan diri, tetapi debat bisa menjadi sarana untuk menguji karakter para capres.

“Di debat itu lah momen kita bisa melihat mau tidak mau, kandidat itu walaupun dia bisa me-manage (mengendallikan) dirinya, ada sekian persen katakan lebih dari 70 persen dari ekspresi dirinya yang tidak bisa dipoles-poles, pasti akan nampak,” ujar Nyarwi.

Meski begitu, ia menilai bahwa Prabowo cukup mampu dalam mengendalikan diri menghadapi serangan dari dua capres lainnya.

Apalagi, Nyarwi memandang peluang para capres terpancing emosi pada debat perdana sangat tinggi.

Baca juga: TKN Prabowo-Gibran Sebut Anak Muda Selama Ini Dipandang sebagai Elektoral, Kini Dilibatkan di Pilpres 2024

Terkhusus bagi Prabowo, kata dia, Menteri Pertahanan itu kerap berada dalam posisi tertekan karena manjadi sasaran dari capres nomor urut 1, Anies Baswedan dan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo.

“Orang kan sering merumorkan kalau Pak Prabowo itu katanya gampang marah. Tapi enggak kelihatan sih semalam itu. Cuma ada guyon-guyon yang kemudian saya lihat lebih kepada penghalusan. Itu juga bagus,” ungkap dia.-

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com