Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Sufyan Abd
Dosen

Dosen Digital Public Relations Telkom University, Lulusan Doktoral Agama dan Media UIN SGD Bandung. Aktivis sosial di IPHI Jabar, Pemuda ICMI Jabar, MUI Kota Bandung, Yayasan Roda Amal & Komunitas Kibar'99 Smansa Cianjur. Penulis dan editor lebih dari 10 buku, terutama profil & knowledge management dari instansi. Selain itu, konsultan public relations spesialis pemerintahan dan PR Writing. Bisa dihubungi di sufyandigitalpr@gmail.com

Analisa "Public Speaking" Debat Capres Pertama

Kompas.com - 13/12/2023, 12:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DEBAT calon presiden (Capres) ronde pertama, Selasa (12/12/2023) malam, setidaknya bagi penulis sebagai akademisi/konsultan komunikasi publik, menyisakan hal menarik dari sisi public speaking.

Beberapa hal bisa ditarik pelajaran terutama bagi khalayak keseluruhan. Berikut tiga poinnya.

Pertama, dengan merujuk konsep 3 V’s Communication (Verbal, Voice, dan Visual), maka Capres nomor satu dan tiga lebih bisa memperlihatkan orisinilitas gagasan dan rencana kerja yang dilakukan.

Hal ini merujuk pada kemampuan keduanya untuk sampaikan konten (verbal) dalam intonansi terjaga (voice) serta bahasa tubuh jauh dari pergolakan emosi (visual).

Pertanyaan panelis dijawab dengan tenang dan fokus oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

Apa yang selama ini publik dengar dan ingat dari mereka ketika keduanya public speaking saat menjadi pejabat publik, yakni bagaimana mereka menyampakan gagasan, menarasikan ide, serta menjawab pertanyaan khalayak, itu pula yang mereka tampilkan semalam.

Khusus Capres nomor satu, hal ini ditambah dengan optimalisasi durasi waktu yang selalu digenapkan sampai akhir detik, sehingga kian terekspos kompetensinya selama ini dalam komunikasi publik.

Beda dengan Capres nomor dua, yang semalam cenderung berbeda dengan imaji masyarakat akan kapabilitasnya selama ini, terlebih jika kita mengingat apa yang ditampilkannya saat Debat Capres 2014 dan 2019.

Alih-alih banyak menampilkan ide otentiknya, Prabowo Subianto seperti “tersandera”, seperti ada semacam beban berterima kasih pada jasa Presiden Jokowi menariknya dalam kabinet.

Karenanya, sebab tak beranjak karakter diri itu, maka voice dan visual terlihat diselimuti emosi.

Suara bergetar karena terpancing amarah, pun demikian dengan bahasa tubuh yang menunjukkan ketidaksenangan atas pertanyaan dan respons dari dua capres lainnya.

Bahkan dalam satu kesempatan, ada ekspresi wajah yang ngeyek (meledek) ketika salah satu kompetitornya sedang menjawab pertanyaan darinya.

Tak perlu baper jadinya jika ada komentar viral setelah debat, “Ganjar bercerita kinerja saat Gubernur Jateng, Anies bercerita kinerja saat Gubernur Jakarta, dan Prabowo bercerita kinerja Jokowi.”

Konsep 3 V’s pada akhirnya menempatkan seseorang dalam top of mind masyarakat. Dengan originalitas dan ketenangan seperti sebelumnya, maka itu pula yang akan didulang.

Namun sebaliknya, gimmick "Prabowo Gemoy" yang menggemaskan dan mengayomi, dalam hemat penulis, semalam luruh dan mencuat sisi emosi, yang jangan-jangan, demikianlah otentiknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com