Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Undecided Voters" Tinggi di Litbang "Kompas", PDI-P Akan Fokus Gaet Pemilih Perempuan dan Muda

Kompas.com - 11/12/2023, 15:52 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

BANTEN, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan pihaknya akan fokus mendapatkan target suara undecided voters atau responden yang belum tentukan pilihan untuk memberikan suara pada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Hal itu disampaikan Hasto merespons hasil jajak pendapat Litbang Kompas yang menyoroti undecided voters masih tinggi, yakni 28,7 persen.

"Itu ternyata yang undecided itu kan masih sangat tinggi, sehingga fokus (PDI-P) pada pemilih perempuan, pemilih muda, pergerakan door to door di kampung-kampung," kata Hasto ditemui di Kota Cilegon, Banten, Senin (11/12/2023).

Hasto meyakini bahwa tiga unsur target suara itu akan menjadi fokus kerja-kerja para pendukung Ganjar-Mahfud.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Ganjar Anjlok, Banyak Pendukung Jokowi dan PDI-P Beralih ke Prabowo

Tak hanya itu, ia juga menyebut bahwa Ganjar-Mahfud tidak berdiam diri. Keduanya disebut terus turun ke masyarakat untuk menjemput kemenangan di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Dan itulah yang dilakukan oleh Pak Ganjar-Mahfud dengan blusukan, tidur di rumah rakyat, dengan sat set dengan gaspol (cepat)," ujar Hasto.

Lebih lanjut, Hasto mengatakan, hasil survei sebagai bagian dinamika proses menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Ia pun tak mempersoalkan jika elektabilitas Ganjar-Mahfud dalam jajak pendapat Litbang Kompas berada pada urutan ketiga.

"Ya survei itu kan sangat dinamis itu kan di Jawa Tengah kami baru saja instal pasukan. Jadi, kemarin, dua hari yang lalu mengumpulkan seluruh DPD PDI Perjuangan, 18 provinsi yang kami menang di 18 provinsi tahun 2019. Ini modal yang sangat kuat," kata Hasto.

Baca juga: Bicara Etika, Andika Perkasa: Ganjar-Mahfud Bukan Orang yang Mengejar Kemenangan Saja, tapi Lebih Penting...

LITBANG KOMPAS Survei Kompas Desember 2023: Undecided Voters

Sebelumnya, hasil jajak pendapat Litbang Kompas pada 29 November-4 Desember 2023 menunjukkan bahwa ada 28,7 persen responden yang belum menentukan pilihan atau undecided voters.

"Jumlah pemilih yang masih ragu-ragu menetapkan pilihannya kepada pasangan capres-cawapres, yang mencapai angka 28,7 persen, terbilang besar mengingat pemilu tinggal dua bulan lagi," tulis peneliti Litbang Kompas Bambang Setiawan, dikutip dari harian Kompas, Senin.

Persentase ini tak berbeda jauh dari angka massa mengambang pada pilihan terhadap capres (tanpa pasangan) yang mencapai 24,9 persen.

Baca juga: Elektabilitas Terendah di Litbang Kompas, Ganjar: Pemicu agar Berpacu Lebih Baik

Angka massa mengambang pada pilihan capres itu pun melonjak signifikan dari 15,4 persen pada Agustus 2023.

"Kalangan yang termasuk ke dalam kelompok undecided voters ini adalah mereka yang belum punya ikatan ideologis ataupun kedekatan emosional terhadap sosok atau pasangan tertentu belum tahu siapa yang akan dipilih dan masih sangat rentan berubah pilihan," kata Bambang.

Menurut survei Litbang Kompas, kebanyakan dari undecided voters adalah pemilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019. Lalu, sebagian lain adalah mereka yang tidak menggunakan haknya atau merahasiakan pilihannya pada pemilu 2019.

Jajak pendapat Litbang Kompas melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.

Menggunakan metode itu, survei memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error lebih kurang 2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Baca juga: Tanggapi Survei Litbang Kompas, PDI-P Yakin Elektabilitas Ganjar-Mahfud Akan Meningkat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com