Nicke mengatakan, hingga akhir Oktober 2023, Pertamina telah berkontribusi secara ekonomi hingga Rp 255,51 triliun. Nilai itu termasuk rincian pajak, dividen, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), serta signature bonus sebagai langkah kepatuhan Pertamina dalam pembayaran pajak dan aspek keuangan lainnya.
Pertamina juga menerapkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dengan jumlah mencapai 72,5 persen di tahun 2023.
"Bagi Pertamina, sustainability adalah strategi untuk membesarkan perusahaan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjaga ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi di Indonesia," ujar Nickle.
"Program Pertamina yang berkelanjutan ini akan mengembangkan perekonomian yang menjangkau semua masyarakat, memiliki multiplier effect dan menjadi katalis bagi pengembangan ekonomi" ujar Nicke.
Adapun PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku subholding upstream berhasil mencapai produksi melebihi 1 juta barel minyak ekuivalen atau setara minyak per hari (BOEPD).
Baca juga: 100 Wanita Berpengaruh di Dunia 2023 Versi Forbes, Ada Sri Mulyani dan Bos Pertamina
Kontribusi nasional PHE semakin signifikan karena adanya lifting minyak sebesar 86 persen dan gas sebesar 32 persen. PHE juga berperan dalam pengembangan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di Indonesia melalui injeksi perdana CO2 di Lapangan Jatibarang, Jawa Barat dan Lapangan Sukowati, Jawa Timur.
Sementara itu, Refinery Development Masterplan Program (RDMP) yang dijalankan oleh subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mencatat progress yang positif.
Sebagai proyek strategis nasional yang penting dalam meningkatkan produksi bahan bakar minyak (BBM) berkualitas tinggi, pembangunan RDMP Balikpapan telah mencapai 85,9 persen pada 30 November 2023.
RDMP ditargetkan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan serta kualitas produk setara Euro V.
Saat ini, KPI mampu memenuhi kebutuhan BBM nasional hingga 60 persen. Untuk produk Gasoil dan Avtur, KPI dapat memenuhi seluruh kebutuhan nasional sehingga tidak perlu melakukan impor.
Baca juga: Pertamina Pastikan Stok BBM dan Elpiji di Daerah Bencana Erupsi Gunung Marapi Aman
Beberapa kilang eksisting Pertamina juga menjalankan proyek green refinery, salah satunya Green Refinery Cilacap dengan produk ramah lingkungan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau Biofuel serta Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bioavtur.
Sebagai informasi, SAF berasal dari campuran bahan bakar nabati dan bahan bakar fosil yang memiliki potensi dekarbonisasi hingga 22.000 ton CO2e per tahun.
Bahan bakar pesawat ini telah melalui tahap uji terbang dan terbukti memiliki performa setara avtur konvensional. Dalam pengembangannya, KPI akan bersinergi dengan PT Pertamina Patra Niaga.
PT Pertamina International Shipping (PIS) sebagai subholding Integrated Marine Logistics juga masif berekspansi hingga sukses melipatgandakan rute pelayaran internasional PIS yang kini telah mencapai 50 rute internasional dan 5 benua.
PIS kini mengoperasikan 869 kapal terdiri dari 95 kapal tanker milik sendiri, 315 kapal tanker sewa, dan 459 kapal support untuk memastikan ketahanan energi di Indonesia dan mendorong industri maritim di pasar global.
Baca juga: Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah Resmikan SPBU Retail Make Over di Kabupaten Cilacap