Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo-Gibran Dinilai Masih Sulit untuk Menang Satu Putaran

Kompas.com - 11/12/2023, 11:54 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Adi Prayitno menilai, pasangan calon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih belum mampu memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran.

Sekalipun, berdasarkan hasil survei Litbang Kompas pada Desember 2023, pasangan ini unggul dibandingkan dua paslon lainnya

Adapun dalam jajak pendapat Litbang Kompas pada 29 November-4 Desember 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 39,3 persen. Sedangkan Anies-Muhaimin hanya 16,7 persen dan Ganjar-Mahfud 15,3 persen.

Baca juga: Prabowo-Gibran Unggul di Survei Litbang Kompas, Pengamat: Sentimen Negatif Hanya di Kalangan Elitis

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) itu mengungkapkan, untuk menang telak satu putaran, Prabowo-Gibran harus meraup suara sekitar 12 persen lagi dalam kurun waktu dua bulan sebelum pemungutan suara pada 14 Februari 2024.

Namun, memperoleh suara 12 persen dalam kurun waktu dua bulan bukan hal yang mudah.

"Kalau melihat survei Kompas sulit membayangkan satu putaran. Satu putaran itu enggak gampang, artinya ada sekitar 11-12 persen lagi yang dibutuhkan kubu nomor dua untuk mengamankan (suara menjadi) 50 persen plus sekian, 50 persen plus satu gitu, ya," ucap Adi saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/12/2023).

Adi mengungkapkan, sulitnya memperoleh suara belasan persen bisa dilihat dari perolehan suara dua pasangan calon lainnya.

Baca juga: H-1 Debat Perdana Pilpres, Prabowo Ngantor sebagai Menhan, Gibran Blusukan di Jakarta

Hingga kampanye dimulai sejak 28 November 2023, keduanya hanya memperoleh belasan persen, yaitu masing-masing 16,7 persen dan 15,3 persen.

"Oleh karena itu, kalau 12 persen ini bisa dicapai oleh Prabowo - Gibran dalam kurun waktu dua bulan, luar biasa," ucap Adi.

Di sisi lain, memenangkan satu putaran bukan hanya memperoleh 50 persen lebih suara secara nasional. Untuk memenangkan satu putaran, kata Adi, suara pasangan Prabowo - Gibran harus merata di separuh provinsi di Indonesia.

Misalnya jika Indonesia memiliki 38 provinsi, maka Prabowo - Gibran harus mendapatkan 20 persen suara minimal di 16 provinsi.

"Kalau itu yang terjadi, maka akan menang satu putaran. Itu yang saya sebut rumit, pertama, ngejar 12 persen untuk menggaet 50 persen plus satu, yang kedua suaranya harus minimal 20 persen, di separuh jumlah provinsi nasional," jelas Adi.

Baca juga: PDI-P Bakal Sowan Lagi ke Abuya Muhtadi Usai Ditemui TKN Prabowo-Gibran

"Ini dengan asumsi Ganjar dan Anies suaranya enggak naik, Ganjar dan Anies suaranya stagnan dan akan turun," imbuhnya.

Adapun survei Litbang Kompas melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.

Metode tersebut tersebut memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error lebih kurang 2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

Nasional
Pidato Megawati Kritisi Jokowi, Istana: Presiden Tak Menanggapi, Itu untuk Internal Parpol

Pidato Megawati Kritisi Jokowi, Istana: Presiden Tak Menanggapi, Itu untuk Internal Parpol

Nasional
Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

Nasional
Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Nasional
Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Nasional
Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Nasional
Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Nasional
Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Nasional
Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Nasional
Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Nasional
PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

Nasional
Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Nasional
Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Nasional
Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com