Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI AU Butuh Waktu Selidiki Penyebab 2 Super Tucano Jatuh

Kompas.com - 08/12/2023, 21:43 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - TNI Angkatan Udara (AU) menyatakan masih membutuhkan waktu buat menyelidiki penyebab jatuhnya 2 pesawat EMB-314 Super Tucano di lereng Gunung Bromo, daerah Keduwung, Puspo, Pasuruan pada 16 November 2023 lalu.

“Memang untuk penyelidikan kecelakaan pesawat membutuhkan waktu yang cukup lama,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama R Agung Sasongkojati saat ditemui di Taxiway Echo Hanggar Skuadron Udara 17 Pangkalan TNI AU (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (8/12/2023).

Agung mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan mengenai hasil investigasi jatuhnya dua pesawat EMB-314 Super Tucano.

Dia juga membuka kemungkinan TNI AU akan melibatkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) buat menyelidiki kecelakaan itu.

Baca juga: TNI AU Buka Kemungkinan Gandeng KNKT untuk Selidiki Jatuhnya 2 Pesawat Super Tucano di Pasuruan


Hal itu, kata Agus, merupakan petunjuk dari KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo supaya TNI AU melibatkan pihak-pihak yang sekiranya perlu dilibatkan dalam investigasi.

Menurut Agus, tim investigasi TNI AU juga masih mencari sisa bangkai pesawat di area insiden.

Agung mengatakan, saat ini terdapat 7 pesawat EMB-314 Super Tucano yang kembali beroperasi seperti biasa, setelah sempat dihentikan sementara usai insiden itu. Sementara sisanya yakni sembilan unit dalam perawatan.

Insiden itu terjadi ketika 2 pesawat EMB-314 Super Tucano jatuh saat latihan terbang formasi. Kedua pesawat itu berasal dari Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, dan memiliki nomor ekor TT-3103 dan TT-3111.

Baca juga: Pesawat EMB-314 Super Tucano TNI AU Beroperasi Kembali Usai Insiden di Pasuruan

Pesawat nomor ekor TT-3111 diawaki Letkol (Pnb) Sandhra Gunawan sebagai pilot atau frontseater dan Kolonel (Adm) Widiono di kursi belakang atau backseater.

Sementara pesawat kedua dengan tail number TT-3103 diawaki pilot Mayor (Pnb) Yuda A Seta di kursi depan dan Kolonel (Pnb) Subhan di kursi belakang.

Keempatnya gugur dan mendapat kenaikan pangkat Anumerta atau naik satu pangkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com