JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto menceritakan pengalamannya soal tuduhan melakukan kudeta politik pada 1998 silam.
Hal itu disampaikan Prabowo di hadapan para kyai yang hadir di acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Majelis Ulama Indonesia (MUI) III 2023 yang disiarkan secara daring pada Sabtu (2/12/2023).
"Bapak-bapak sebagian besar sudah kenal saya lama. Kira-kira kan begitu. Saya dulu pun pernah dituduh mau kudeta. Iya kan. Prabowo mau kudeta, mau ambil alih negara. Karena dia panglima, punya pasukan tempur yang paling banyak," ujarnya dilansir siaran langsung MUI TV
"Dulu saya Pangkostrad (Panglima Komando Strategis Angkatan Darat). Batalyon saya 33 batalyon, tempur semua ya kan. Kawan dekat saya panglima Kodam Jaya Sjafrie Sjamsoeddin. Sampai sekarang masih kawan baik. Masih membantu saya," paparnya.
Prabowo kemudian menjelaskan alasannya menceritakan kisah tuduhan kudeta yang dialamatkan kepadanya.
"Apakah Prabowo kudeta atau tidak? Kan tidak. Dituduh mau, tapi tidak lakukan. Saudara-saudara saya maju, saya menawarkan diri untuk berbakti kepada negara, saya ingin diberi mandat," kata Prabowo.
"Saya ingin untuk diberi kesempatan memimpin bangsa ini karena saya merasa bahwa saya paham, saya mengerti apa yang sedang terjadi kepada bangsa kita ini. Saya paham bahaya-bahaya yang dihadapi bangsa ini. Karena itu, saya terus berjuang. Tapi di atas jalan yang benar. Di atas jalan UUD," lanjutnya.
Baca juga: Cerita Prabowo soal Politik Isi Tas Saat Ikut Konvensi Capres Sebuah Parpol
Ketua Umum Partai Gerindra itu pun kemudian menyatakan, dirinya meminta di hadapan masyarakat untuk diberi mandat sebagai Kepala Negara.
"Saya datang di hadapan rakyat dan saya minta, saya minta mandat. Kalau rakyat memberi mandat kepada saya, saya siap bekerja untuk rakyat, untuk bangsa dan negara," kata Prabowo.
"Kalau rakyat tidak memberi mandat ya tidak ada masalah. Dan saya sudah buktikan berkali kali (kalah di pemilu)," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.