Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudirman Said: Jangan Nafsu Berlebih Keluarkan Anggaran, apalagi Diselewengkan untuk Politik

Kompas.com - 01/12/2023, 15:59 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Co-Captain Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Sudirman Said mengingatkan pemerintah pusat dan daerah agar tidak serampangan menyerap anggaran di akhir tahun.

Sebab, penyerapan yang serampangan berpengaruh pada kualitas yang rendah dan kurang tepat sasaran.

Hal ini menyusul masih rendahnya realisasi belanja pemerintah pusat dan daerah, padahal tahun 2023 sudah mau berakhir.

Baca juga: Sudirman Said Optimistis Anies-Muhaimin Lolos ke Putaran Kedua Pilpres 2024

Berdasarkan catatan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, realisasi belanja APBD baru mencapai 64 persen, sedangkan realisasi APBN baru 74 persen.

"Kita berharap, meskipun di akhir tahun anggaran, serapan anggarannya betul-betul berkualitas. Dan jangan ada nafsu berlebihan untuk mengeluarkan anggaran. Karena sebetulnya kalau enggak habis, masih bisa dipakai," kata Sudirman di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (30/11/2023).

"Apalagi kalau diselewengkan untuk agenda politik. Janganlah," ucap dia. 

Menurut Sudirman, pemerintah bisa melakukan cara lain alih-alih kerap menggenjot penyerapan anggaran di akhir tahun.

Cara pertama, mempercepat tender sebelum Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) diputuskan.

Nantinya setelah DIPA selesai, pemerintah pusat dan daerah segera bisa merealisasikan anggaran tahun berjalan sejak awal tahun.

Baca juga: Sudirman Said Ungkap Alasan Anies Ingin Kaji Ulang Pembangunan IKN

 

Hal ini, menurut dia, akan berdampak pada kualitas program yang lebih baik.

"Tendernya dipercepat, bahkan tender itu sebenarnya bisa dilakukan sebelum DIPA itu diputuskan. Kalau sudah tinggal beberapa minggu, enggak banyak yang bisa dikerjakan. Yang berisiko, karena kepengin serapan anggaran, terus semaunya, serampangan," papar dia.

Cara kedua, memonitor serapan sepanjang tahun. Ia mengaku sempat melakukan monitoring ketika menjabat sebagai Menteri ESDM.

Hasilnya, serapan anggaran yang hanya sekitar 50-60 persen, meningkat menjadi 90 persen.

"Sebetulnya caranya begitu, dengan mempersiapkan tender jauh-jauh hari. Tender di awal. Jadi kalau mulai tahun anggaran, uangnya sudah siap tinggal tunjuk kontraktornya. Tapi dalam tahun berjalan itu tidak boleh lengah. Harus diawasi terus-menerus," kata dia.


Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyoroti realisasi anggaran belanja pemerintah daerah dan pemerintah pusat yang belum sempurna di penghujung tahun 2023. Padahal, anggaran tahun 2023 akan berakhir sekitar 3 minggu lagi.

Jokowi menyampaikan, informasi ini diterimanya dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian

Berdasarkan informasi itu, anggaran pemerintah daerah baru terealisasi sekitar 64 persen, sementara realisasi anggaran pemerintah pusat sekitar 74 persen.

"Tadi saya minta informasi ke Mendagri, berapa sih realisasi sampai saat ini? Baru 64 persen daerah. Pusat juga 74 (persen). Ini sudah tinggal tiga minggu, masih 64, sama 74," kata Jokowi dalam acara penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran 2024 di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023).

Baca juga: Jokowi Singgung Soal Serapan Anggaran Rendah, Ini Kata Sri Mulyani

Artinya, kata Jokowi, akan ada uang sebesar triliunan rupiah yang akan keluar di tiga minggu terakhir.

Ia menyebut, praktik realisasi menumpuk di akhir tahun ini sudah berulang bertahun-tahun lamanya.

Padahal, sejak awal ia menjabat sebagai presiden atau sejak 9 tahun lalu, Jokowi mengaku ingin mengubah praktik ini.

"Ini kita ulang ulang terus setiap tahun. Sejak awal sembilan tahun yang lalu saya ingin mengubah ini. Tapi ternyata saya cek lagi, masih (seperti ini). Memang mengubah cara kerja, mengubah mindset, tidak mudah," ucap Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com