Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK Minta Pemda Tidak Main-main Soal Makanan Pencegah "Stunting"

Kompas.com - 20/11/2023, 14:01 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak boleh main-main dengan Program Makanan Tambahan (PMT) untuk mencegah stunting.

Muhadjir menyatakan, program tersebut penting dikerjakan sungguh-sungguh untuk mencapai target penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024.

"Saya minta betul kepada semua ya, semua kepala daerah tak main-main dengan penyediaan makanan tambahan ini, untuk penanganan stunting ini, karena ini berkaitan target Pak Presiden yang 14 persen," kata Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (20/11/2023).

Baca juga: Menko PMK: Menu Pencegah Stunting di Depok Tidak Layak

Muhadjir menuturkan, program penanganan stunting juga penting untuk menyiapkan generasi yang akan berada pada usia produktif saat Indonesia menginjak usia 100 tahun pada 20245 mendatang.

"Mereka yang sekarang baru lahir atau umur 3 tahun kan nanti di tahun 2045 itu sekitar 23 tahun. Berarti memang mereka dibutuhkan tenaganya ke depan untuk mengisi Indonesia pasca-2045 itu," kata dia.

Muhadjir menuturkan, pemerintah daerah bisa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan dana desa untuk menyediakan program tersebut.

Baca juga: Kejanggalan Menu Cegah Stunting di Depok: Ada Foto Idris-Imam, Meski Pakai APBN

"Lebih baik berikan dia gizinya melimpah daripada tadi itu, ternyata tak penuhi standard yang ditetapkan," ujar Muhadjir.

Ia juga menekankan bahwa anggaran program tersebut semestinya tidak banyak dihabiskan untuk masalah distribusi, tetapi benar-benar dibelanjakan bahan makanan.

Menurut dia, persoalan distribusi bisa diselesaikan tanpa mengeluarkan anggaran sedikitpun dengan menggandeng kelompok masyarakat.

Baca juga: Sederet Kejanggalan Menu Program Pencegah Stunting yang Bikin Geram DPRD Depok

"Bisa diserahkan kepada masing-masing desa. Kemudian ketua penggerak PKK diminta untuk memasak dan lebih bervariasi sehingga tidak mesti seragam yang penting terpenuhi persyaratan gizi," kata Muhadjir.

Diberitakan sebelumnya, Menu pencegah stunting dalam program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Kota Depok di Kecamatan Tapos membuat gaduh masyarakat.

Menelan anggaran Rp 4,4 miliar, menu yang disajikan dengan harga Rp 18.000 per paket itu hanya berupa nasi, kuap sup, dan tahu kukus.

Masyarakat menilai bahwa sajian tersebut belum mampu memenuhi kecukupan gizi balita.

Baca juga: DPRD Minta Stiker Stoples Menu Stunting Diganti, Dinkes Depok Ogah Keluar Biaya Lagi

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok mengakui ada kekeliruan dalam menu pencegah stunting program PMT di Kecamatan Tapos.

"Di Kecamatan Tapos terjadi ketidaksesuaian menu dan ada arahan yang belum sesuai," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Jawa Barat Mary Liziawati kepada wartawan di Depok, Rabu (15/11/2023).

Menurut Mary, kekeliruan terjadi karena kader posyandu yang mendistribusikan makanan tambahan tidak tersosialisasi dengan baik.

"Memang harapannya kemaren sudah tersosialisasikan ke kader di bawah, tapi ada saja kader yang mungkin ketinggalan. Seperti di Tapos, belum terjadi koordinasi yang baik, lintas sektor di hari pertama," ujar Mary.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Nasional
Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir atas Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir atas Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Nasional
Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Nasional
Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Nasional
Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Nasional
Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Nasional
Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Nasional
Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Nasional
Pernah Dukung Anies pada Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Pernah Dukung Anies pada Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Nasional
Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Nasional
MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke 'Crazy Rich Surabaya'

MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke "Crazy Rich Surabaya"

Nasional
Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Nasional
Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Nasional
BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com