Selanjutnya, warga pemilih mempunyai kesan terhadap visi dan misi pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sangat panjang dan detail.
Ada tiga puluh tiga poin, menyangkut semua hal. Bahkan visi “Bersama Indonesia Maju, Menuju Indonesia Emas 2045” menjanjikan banyak hal yang mungkin para warga juga berhak bertanya bagaimana cara melakukannya, apakah realistis atau tidak.
Misalnya, dalam poin pertama janji berani tentang HAM (Hak Asasi Manusia), kita membayangkan bagaimana eksekusinya? Apakah ini berlaku mundur atau surut ke belakang?
Semua orang masa lalu dan kini tanpa pandang bulu? Ini juga pertanyaan-pertanyaan menarik.
Dalam delapan progam dengan hasil cepat terdapat janji makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren.
Bagaimana pelaksanaannya? Apakah berupa cash and carry untuk setiap siswa? Atau berupa barang jadi diantar dari kabupaten, kecamatan, desa dan lembaga-lembaga? Ataukah cukup transfer elektronik dengan berbagai model?
Terlepas dari janji yang menggembirakan, strategi realisasinya adalah persoalan lain.
Pada poin tujuh menaikkan gaji ASN (guru, dosen, kesehatan, TNI, Polri, pejabat) juga menarik. Jumlah ASN/PNS itu pasti dan mudah diakses dari pemerintah, apakah hati mereka bisa tertambat juga persoalan lain.
Pada tujuh belas program prioritas terdapat poin kedua, yaitu reformasi politik, hukum, dan birokrasi.
Sering kata maju itu sendiri adalah seiring dengan pemerintahan yang saat ini, maka jika program politik, hukum dan birokrasi diubah berarti lebih dekat dengan calon pertama Amin, yakni proyek perubahan.
Begitu juga poin ke sepuluh, yaitu pemberantasan korupsi, terkesan masuk pada program perubahan juga.
Banyak juga program yang merupakan lanjutan pemerintahan kini, seperti BLT (bantuan langsund dan tunai) pada poin ke empat pada program terbaik dan tercepat. Begitu juga perhatian pada infrastruktur, pedesaan, hilirisasi, UMKM, dan BPJS.
Judul visi dan misi pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD "Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari" adalah hal baru.
Kata unggul kurang dikenal di masyarakat, perlu strategi menerangkannya. Negara maritim disebut terang-terangan, tidak disebut pada pasangan nomor urut satu dan dua.
Empat makna dari unggul dan maritim perlu perjuangan untuk sampai pada telinga pemilih, sehingga mereka faham dan yakin.