Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enggan Campuri Drama-drama Politik, PKS: Biar Mereka Baku Tikam, Bukan Urusan Kami

Kompas.com - 15/11/2023, 14:13 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsyi menyebut partainya enggan mencampuri urusan partai politik lain terkait drama politik pada proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Ini disampaikan usai ditanya apakah PKS hanya menjadi penonton drama politik yang belakangan kerap disinggung sejumlah tokoh, salah satunya calon presiden (capres) PDI-P, PPP, Perindo, Hanura, Ganjar Pranowo.

Ganjar pada Selasa (14/11/2023) dalam sambutan di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyinggung adanya drama "Korea" atau drakor terkait proses Pemilu.

"Biar mereka baku tikam dan sebagainya bukan urusan kami, tegak lurus saja pokoknya kami menang saja. Kami ngapain ngurus dapur orang?" ucap Aboe di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (15/11/2023).

Baca juga: Ganjar Disoraki Suporter Prabowo Saat Singgung Drakor

Aboe menegaskan, PKS hanya fokus untuk memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Untuk itu, Anies-Muhaimin disebut siap bertanding dengan kontestan lainnya.

"Nanti kalau sudah menang hayo kami bersanding deh, jadi pengikut kalau kami menang gitu," imbuhnya.

Lebih jauh, anggota Komisi III DPR ini mengakui jika PKS pun terusik dengan adanya drama politik pada proses Pemilu 2024.

Ia bahkan menyebut adanya drama itu bisa membuat bahaya demokrasi. Terlebih, jika ada intervensi terhadap kontestan tertentu.

Dalam hal ini, PKS ditegaskan ingin berperan sebagai penasihat dari pihak-pihak yang terlibat.

"Hal tersebut (intervensi) tidak boleh terjadi. Dalam politik jangan ada satu intervensi yang keras keberpihakan kepada salah satu paslon. Enggak boleh. Ini berbahaya buat demokrasi," ujar Aboe.

Baca juga: PDI-P Setuju Politik Akhir-akhir Ini Banyak Drama: Tapi Siapa Sutradaranya?

Sebelumnya diberitakan, Ganjar menyinggung adanya drakor terkait proses Pemilu 2024, dan bukannya kegembiraan.

"Itulah kegembiraan yang seharusnya kita dapatkan, tapi beberapa hari ini kita sedang disuguhkan untuk menonton drakor yang sangat menarik," kata Ganjar di Kantor KPU Selasa malam.

Ganjar melanjutkan, drama tersebut semestinya tidak boleh terjadi dan Pemilu 2024 seharusnya menjadi sebuah perayaan demokrasi.

Hanya saja, Ganjar mengaku bahwa ada kegelisahan di tengah masyarakat terkait situasi demokrasi terkini, seperti yang disampaikan oleh tokoh agama, guru bangsa, budayawan, hingga akademisi.

"Kewajiban kita Bapak Ibu untuk menjaga, karena kalau kita merasakan itu, rasanya demokrasi harus kita pastikan bahwa demokrasi bisa baik, meskipun sekarang belum baik-baik saja," ujar mantan Gubernur Jawa Tengah ini.

Namun, ia meyakini bahwa demokrasi akan tetap terjaga karena dikawal oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com