Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andang Subaharianto
Dosen

Antropolog, dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Rektor UNTAG Banyuwangi, Sekjen PERTINASIA (Perkumpulan Perguruan Tinggi Nasionalis Indonesia)

"Drakor" Pilpres 2024

Kompas.com - 12/11/2023, 06:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa persiapan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 terlalu banyak diwarnai drama sinetron.

Bahkan, presiden menegaskannya dengan istilah “drakor”, serial drama asal Korea yang sangat populer di Indonesia (Kompas.com, 06/11/2023).

Saya pun punya kesan seperti itu. Hingga detik ini perbincangan publik tentang pilpres memang masih berkutat soal tokoh (aktor). Publik relatif belum mengangkat gagasan para tokoh pilpres.

Dokumen visi, misi, program para bakal calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) belum banyak dilirik untuk diperbincangkan isinya.

Barangkali karena alur cerita pilpres memang belum sampai ke sana. Pilpres belum memasuki episode kampanye, masih sampai episode pencalonan.

Atau, boleh jadi perbincangan tentang visi, misi, dan program tidak menarik bagi publik Indonesia. Bukankah yang tertulis di dokumen visi, misi, dan program itu hanyalah “janji politik”?

Publik Indonesia boleh jadi sudah maklum, janji politik itu biasanya hanya “manis di bibir, merdu di telinga”. Ujungnya tetap saja bergantung pada orangnya.

Dramaturgi

Dari sudut dramaturgi, perhelatan Pilpres 2024 yang plotnya baru sampai episode pendaftaran pasangan calon memang sangat menarik. Terasa lebih “drama” daripada drama sinetron betulan.

Siapa tahu ada sineas yang terinspirasi, kelak mengangkatnya menjadi drama sinetron betulan.

Coba perhatikan penokohannya. Karena pilpres, tokoh yang terlibat bukan sembarangan. Hampir semuanya orang-orang beken dan berkuasa di negeri ini. Baik tokoh sentral maupun figuran.

Ada Jokowi, Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Anwar Usman, Puan Maharani, Gibran Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep, Muhaimin Iskandar, Mahfud MD, Hasto Kristiyanto, Surya Paloh, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan, dan masih banyak lagi nama-nama beken.

Lalu, tema dan konflik yang terjalin di dalamnya pun sangat menarik. Soal perebutan tahta dan kekuasaan serta intrik-intrik di dalamnya selalu menarik dari sudut dramaturgi.

Drakor yang ditonton publik Indonesia pun sebagian besar mengangkat tema politik dan kekuasaan.

Saya mengakui bahwa jalinan peristiwa satu ke peristiwa lain pada Pilpres 2024 penuh ketegangan, bukan landai-landai saja. Publik sebagai penonton dibuat berdebar-debar sambil menerka-nerka apa yang terjadi pada episode berikutnya.

Dari sisi ilmu sastra, alur cerita Pilpres 2024 berhasil menciptakan “suspense”. Jalinan unsur-unsur cerita membuat penonton penasaran, sehingga tak mau ketinggalan kisah selanjutnya.

Makin menarik lagi, karena penonton turut bergejolak. Ikut-ikutan gaduh, lalu merangsek memasuki arena panggung.

Betapa tidak, Goenawan Mohamad (GM), sastrawan dan jurnalis senior, menangis di depan Rosianna Silalah di acara ROSI yang disiarkan KompasTV, beberapa waktu lalu.

Dari sudut dramaturgi, kehadiran GM di sana bisa dikategorikan aktor, meski figuran. GM semula penonton, tapi kemudian terbawa arus konflik hingga masuk arena dan terlibat menganyam konflik.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com