Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Partai Gerindra: Kelahiran, Sepak Terjang, dan Kepemimpinan Prabowo

Kompas.com - 11/11/2023, 14:23 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra merupakan satu dari 18 partai politik (parpol) nasional peserta Pemilu 2024. Tiga kali sudah Gerindra mengikuti kontestasi pemilu.

Gerindra tak bisa dilepaskan dari sosok Prabowo Subianto yang kini mencalonkan diri sebagai presiden Pemilu 2024. Berikut profil Partai Gerindra.

Sejarah Partai Gerindra

Awal kelahiran Gerindra bermula dari keprihatinan politikus Fadli Zon dan pengusaha yang juga adik dari Prabowo, Hashim Djojohadikusumo. Mengutip laman resmi Gerindra, keduanya prihatin terhadap kondisi politik Indonesia yang mereka anggap jauh dari nilai-nilai demokrasi.

Berangkat dari situ, muncul gagasan untuk mendirikan partai. Ide ini lantas dibahas Hashim bersama orang-orang di lingkaran Prabowo. Kala itu, Prabowo masih menjabat sebagai anggota Dewan Penasihat Partai Golkar.

Baca juga: Survei Poltracking: Elektabilitas PDI-P dan Gerindra Teratas

Singkat cerita, pada Desember 2007, berkumpul sejumlah tokoh untuk membahas anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai yang akan dibentuk. Tokoh yang hadir di antaranya Fadli Zon, Ahmad Muzani, M Asrian Mirza, Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi, Haris Bobihoe, Sufmi Dasco Ahmad, Muchdi Pr, Widjono Hardjanto, dan Suhardi.

Mereka berkumpul di markas Institute for Policy Studies (IPS) di Bendungan Hilir, Jakarta. IPS merupakan lembaga kajian publik yang kala itu dipimpin oleh Fadli Zon.

Pembentukan Partai Gerindra terbilang singkat, sebab dideklarasikan berdekatan dengan waktu pendaftaran dan masa kampanye Pemilu 2009, yakni 6 Februari 2008.

Dalam deklarasi itu, termaktub visi, misi dan manifesto perjuangan partai, yakni terwujudnya tatanan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan makmur, serta beradab dan berketuhanan yang berlandaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Sebelum lahir nama Gerindra, sempat muncul usulan nama “Partai Indonesia Raya”. Nama itu sebenarnya dinilai tepat, hanya saja pernah digunakan pada masa lalu oleh PIR (Partai Indonesia Raya) dan Parindra.

Baca juga: Gerindra: Gibran Bakal Turun ke Jateng Rebut Suara di Kandang Banteng

Nama Gerakan Indonesia Raya atau disingkat Gerindra lantas dicetuskan oleh Hashim Djojohadikusumo dan langsung disetujui tokoh-tokoh lain. Selain gampang diucapkan, "Gerindra" juga mudah diingat.

Setelah nama, sempat muncul kebingungan untuk menentukan lambang partai. Muncul ide untuk menggunakan lambang burung garuda. Namun, lambang ini sudah banyak digunakan partai lain.

Sempat pula tercetus usulan lambang harimau dari survei kecil-kecilan yang diadakan Fadli Zon. Namun, Prabowo memiliki ide lain, yakni kepala burung garuda. Gagasan itu disampaikan oleh Prabowo yang kemudian disetujui oleh pendiri partai yang lain.

Kepala burung garuda yang menghadap ke kanan melambangkan keberanian dalam bersikap dan bertindak. Bulu di leher berjumlah 17, jengger dan jambul 8 buah, bulu telinga 4 buah, dan bingkai gambar segi lima yang seluruhnya mengandung arti hari kemerdekaan, 17-8-1945.

Kepemimpinan

Pada awal kelahirannya, jabatan Ketua Umum Gerindra diemban oleh Suhardi, seorang berlatar belakang akademisi. Sebelum terjun ke politik, Suhardi pernah menjadi Dekan Fakultas Kehutanan UGM selama 2000-2001.

Suhardi mulai masuk ke lingkungan birokrasi pada 2001 dengan menempati jabatan sebagai Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan dan Perkebunan atau kini Kementerian Kehutanan.

Baca juga: PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Cerminan Neo Orde Baru, Elite Gerindra Pasang Badan

Suhardi tutup usia pada 29 Agustus 2014 karena kanker paru-paru. Hingga saat terakhirnya, Suhardi masih menjadi anggota kelompok kerja ahli untuk Dewan Ketahanan Pangan Pusat di Kementerian Pertanian.

Tak sampai sebulan kemudian, kursi ketua umum Gerindra jatuh ke tangan Prabowo. Sebelum menjadi politikus, Prabowo dikenal sebagai pengusaha dan perwira tinggi militer Tanah Air.

Karier militernya dimulai tahun 1976 ketika lulus dari Akademi Militer sebagai TNI Angkatan Darat berpangkat letnan dua. Sejumlah jabatan di militer pernah Prabowo emban, dengan jabatan terakhir sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada 1998.

Selain ketua umum Gerindra, Prabowo kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju.

Struktur organisasi

Dikutip dari laman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU), Gerindra memiliki 498.963 anggota. Tercatat, ada 289 orang yang menjadi anggota pengurus Gerindra.

Baca juga: Gerindra Masukkan Sejumlah Nama yang Bakal Duduki Posisi di TKN Prabowo-Gibran

Dari jumlah tersebut, 92 orang atau 31,83 persen di antaranya adalah perempuan. Berikut susunan kepengurusan Gerindra masa jabatan 2019-2024:

  • Ketua Umum: Prabowo Subianto
  • Ketua Dewan Pembina: Prabowo Subianto
  • Ketua Dewan Penasihat: Haryadi Darmawan
  • Ketua Dewan Pakar: Burhanhddin Abdullah
  • Ketua Harian: Moekhlas Sidik
  • Wakil Ketua Harian: Widjono Hardjanto
  • Wakil Ketua Umum Bidang Politik Dalam Negeri, Hubungan Antar Partai dan Pemerintahan: Fadli Zon
  • Wakil Ketua Umum Bidang Luar Negeri: Yudi Magio Yusuf
  • Wakil Ketua Umum Bidang Pertananan & Keamanan Nasional: Chaerawan Nusyirwan
  • Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia: Sumarjati Arjoso
  • Wakil Ketua Umum Bidang Buruh dan Ketenagakerjaan: Arief Poyuono
  • Wakil Ketua Umum Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri: Murphy Hutagalung
  • Wakil Ketua Umum Bidang Koperasi, UMKM dan Ekonomi Kreatif: Marwah Daud Ibrahim
  • Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi dan Keanggotaan: Widjono Hardjanto
  • Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Massa: Ferry Joko Yuliantono
  • Wakil Ketua Umum Bidang Kaderisasi dan Informasi Strategis: Sugiono
  • Wakil Ketua Umum Bidang Hukum dan Advokasi: Sufmi Dasco Ahmad
  • Wakil Ketua Umum Bidang Pemuda dan Olahraga: Purnomo
  • Sekretaris Jenderal: Ahmad Muzani
  • Bendahara Umum: Thomas A. Muliatna Djiwandono

Suara di pemilu

Debut sebagai peserta Pemilu 2009, Partai Gerindra mendapat suara yang cukup besar, yakni 4,46 persen atau 4.646.406 suara. Jumlah tersebut menempatkan partai berlambang kepala garuda itu pada urutan ke-8 dengan perolehan 26 kursi DPR RI.

Pada Pemilu 2014, perolehan suara Gerindra melonjak tinggi, yakni 14.760.371 atau 11,81 persen suara. Gerindra kala itu berhasil menduduki urutan ke-3 dengan perolehan 73 kursi.

Pada tahun 2014 pula, Gerindra mampu mengusung Prabowo Subianto sebagai capres berpasangan dengan Hatta Rajasa yang kala itu menjabat sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN).

Namun, Prabowo-Hatta yang mengantongi 62.576.444 suara atau 46,85 persen, kalah dari pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Baca juga: PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Neo Orde Baru, Gerindra: Senyumin Saja, Kalau Perlu Jogetin...

Pada Pemilu 2019, perolehan suara Gerindra kembali naik, yakni 17.594.839 suara atau 12,57 persen. Jumlah ini menempatkan Gerindra di urutan kedua partai dengan perolehan suara terbanyak dengan 78 kursi di DPR RI.

Pada tahun yang sama, Gerindra kembali mengusung Prabowo sebagai capres, dipasangkan dengan Sandiaga Uno sebagai cawapres. Namun, Prabowo harus kembali kalah dari Jokowi yang bepasangan dengan Ma'ruf Amin dengan perolehan 68.650.239 suara atau 44,50 persen.

Pemilu 2024

Pada Pemilu 2024, Gerindra tercatat sebagai peserta nomor urut 2. Gerindra mengajukan 580 calon anggota legislatif (caleg) yang tersebar di 84 daerah pemilihan di 38 provinsi.

Dari angka tersebut, ada 370 caleg laki-laki dan 210 caleg perempuan.

Pada pemilu presiden (pilpres) mendatang, Gerindra mengusung ketua umumnya, Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres) berpasangan dengan bakal calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka.

Gerindra tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju, berkoalisi dengan Partai Golkar, Partai Demokrat, PAN, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, dan Partai Garuda.

Catatan: Artikel ini merupakan bagian tak terpisahkan dari rangkaian profil partai politik yang digarap di bawah topik pilihan Profil Parpol Peserta Pemilu 2024. Semua parpol mendapat kesempatan yang sama untuk kami ulas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Nasional
Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Nasional
Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Nasional
Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com