Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika TPN Ganjar-Mahfud Singgung soal Tanda-Tanda "New Orde Baru"...

Kompas.com - 09/11/2023, 23:15 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Ammarsjah Purba mengaku prihatin jika ada kandidat bakal pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) menggunakan segala cara untuk memenangkan kontestasi pemilihan presiden (Pilpres).

Menurutnya, tanda-tanda orde baru muncul kembali jika ada pihak yang menggunakan segala cara tersebut 

Awalnya, Ammarsjah mengaku merasakan represi orde baru pada tahun 1989. Kala itu, ibunya pernah diancam aparat karena dirinya mengikuti organisasi di kampus.

Kejadian serupa, menurut Ammarsjah, kini dialami keluarga Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Melki Sedek Huang.

Baca juga: Gelar Rapat Perdana, TKN Prabowo-Gibran Bahas Agenda Pilpres

Diketahui, orangtua Melki diintimidasi aparat karena sang anak mengkritik putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia pencalonan presiden dan wakil presiden.

"Memang yang dilakukan sekarang belum sekeras represi orde baru, tetapi tanda-tandanya mendekati ke sana," kata Ammarsjah dalam konferensi pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara 19, Jakarta Pusat, Kamis (9/11/2023).

Ia lantas mengatakan, tak ingin demokrasi Indonesia kembali ke masa orde baru, yakni kebebasan berpendapat dibungkam.

"Saya kira pers sebagai salah satu pilar dari pada demokrasi menjaga demokrasi kita untuk tidak kembali ke masa orde baru," ujarnya.

Baca juga: Prabowo-Gibran Tetap Maju di Pilpres walau Anwar Usman Dinyatakan Langgar Etik dan Diberhentikan dari Ketua MK

Ketua Dewan Pengarah Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT) ini menegaskan bahwa apa yang disampaikannya bukan karena mendukung pasangan Ganjar-Mahfud.

Namun, ia menilai masalah yang ada belakangan terkait Konstitusi dan demokrasi semestinya menjadi perhatian semua pihak.

"Terlalu besar yang kita pertaruhkan. Sehingga, sekali lagi saya menyerukan kawan-kawan di luar, kepada pers, ayo kita sama-sama bahu membahu kita lindungi negara kita ini dari ancaman new orde baru," kata Ammarsjah.

Sebagai informasi, dinamika politik kian terasa jelang Pilpres 2024.

Dimulai dari rentetan peristiwa Konstitusi hingga munculnya dugaan penggunaan alat negara untuk memenangkan kandidat tertentu.

Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud Bakal Buat Posko Pengaduan Intimidasi dan Intervensi

Namun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta aparatur sipil negara (ASN) untuk netral di Pemilu 2024.

Bahkan, Jokowi mengumpulkan ratusan Penjabat (Pj) Kepala Daerah di Istana Merdeka pada 30 Oktober 2023. Ia memberikan arahan untuk netral.

Halaman:


Terkini Lainnya

Polri Akan Cek dan Mitigasi Dugaan Data INAFIS Diperjualbelikan di 'Dark Web'

Polri Akan Cek dan Mitigasi Dugaan Data INAFIS Diperjualbelikan di "Dark Web"

Nasional
Ingin Duetkan Kaesang dengan Zita Anjani, PAN: Sudah Komunikasi

Ingin Duetkan Kaesang dengan Zita Anjani, PAN: Sudah Komunikasi

Nasional
Ada Tiga Anak Yusril, Ini Susunan Lengkap Kepengurusan Baru PBB

Ada Tiga Anak Yusril, Ini Susunan Lengkap Kepengurusan Baru PBB

Nasional
Polri Usut Dugaan Pidana Terkait Serangan 'Ransomware' di PDN

Polri Usut Dugaan Pidana Terkait Serangan "Ransomware" di PDN

Nasional
Siap Kembalikan Uang, SYL: Tetapi Berapa? Masa Saya Tanggung Seluruhnya...

Siap Kembalikan Uang, SYL: Tetapi Berapa? Masa Saya Tanggung Seluruhnya...

Nasional
Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Nasional
Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Nasional
SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

Nasional
Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Nasional
Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Nasional
Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Nasional
MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

Nasional
Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Nasional
MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

Nasional
Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com