Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kantor DPC PDI-P Solo Didatangi Polisi, Moeldoko Bantah Ada Intervensi Aparat

Kompas.com - 09/11/2023, 15:52 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko membantah adanya intervensi aparat TNI/Polri menjelang Pilpres tahun 2024.

Hal ini disampaikannya terkait patroli yang dilakukan kepolisian di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPC) PDI-P di Jalan Hasanudin, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan, Solo.

Ketua DPC PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo sempat mengeluh dan merasa mendapat intervensi dengan adanya patroli tersebut.

"Enggak adalah, itu. Sama sekali enggak adalah, seorang pimpinan di TNI/Polri yang memberikan petunjuk, apalagi ini berkaitan dengan partai politik. Yang saya pahami selama ini, no (tidak) lah, itu," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (9/11/2023).

Baca juga: Polisi Bantah Mengintimidasi Kantor DPC PDI-P Solo, Foto-foto Cuma untuk Dokumentasi

Moeldoko menyampaikan, petinggi TNI/Polri kerap menekankan akan menjaga netralitas di tahun politik. Begitu pula Presiden Joko Widodo yang menyatakan bahwa TNI/Polri harus netral.

Sama seperti para menteri yang mencalonkan maju Pemilu, TNI/Polri juga dilarang menggunakan sarana-prasarana yang dimiliki untuk kepentingan politik praktis.

"Itu sudah ada aturannya, apalagi mempengaruhi bawahannya untuk berpolitik praktis. Itu sungguh tidak boleh. Jelas aturannya sudah ada," ucap dia.

Kendati demikian, ia tidak memungkiri kemungkinan adanya prajurit di tingkat bawah yang bergerak tidak sesuai komando.

Namun, kata dia, masyarakat punya keleluasaan untuk mengevaluasi, bahkan mengkritisi kejadian tersebut.

Baca juga: Tak Lagi Jadi Bagian DPC PDI-P, Gibran: Silakan Pak Rudy kalau seperti Itu

 

Sanksi akan diberikan kepada prajurit yang bersangkutan karena keluar dari garis komando.

"Itu sanksinya cukup yang bersangkutan karena bukan menjadi sebuah kebijakan garis komando," ucap Moeldoko.

Lebih lanjut, Panglima TNI 2013-2015 ini meminta masyarakat segera komplain jika ditemukan sebuah pelanggaran terkait netralitas aparat.

Hal ini mengingat garis pelanggarannya sangat jelas dan sudah ditegaskan oleh lembaga masing-masing.

"Presiden berkali-kali mengatakan posisi TNI dan Polri sangat clear, tetapi kalau di bawah ada umpamanya, ada hal-hal yang menyimpang dari arahan Presiden, itu masyarakat bisa komplain," ujar Moeldoko.


Halaman:


Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com