Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi dan Megawati Dinilai Sudah Berseberangan untuk Pemilu 2024

Kompas.com - 05/11/2023, 12:09 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Politik Ikrar Nusa Bhakti menilai bahwa Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini sudah saling berseberangan dalam sikap politik terkait pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Dalam pandangan Ikrar, Jokowi jelas sudah memilih sikap yang berseberangan dengan Megawati, pemimpin di PDI-P yang dianggap sudah mendukungnya sejak masih Wali Kota hingga Presiden.

Hal itu dilihatnya dari langkah Jokowi yang tidak menemui Megawati usai kunjungan dari China dan Arab Saudi di tengah isu putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.

"Kalau menurut saya, memang iya (berseberangan). Dan Jokowi kemarin habis pulang dari China dan Arab Saudi, kok kemudian enggak menjelaskan pada Bu Mega bahwa dia tidak lagi menjadi bagian dari PDI-P, dia mengajukan anaknya untuk menjadi calon wakil presiden dari partai lain," kata Ikrar dalam tayangan Gaspol! Kompas.com yang disiarkan Youtube Kompas.com pada Sabtu (4/11/2023).

Baca juga: Ikrar Nusa Bhakti Sindir Jokowi: Orang kalau Sudah Berkuasa Itu Suka Lupa

Ikrar lantas menyebut bahwa situasi saat ini tidak pernah terjadi sebelumnya, di mana seorang Presiden yang masih berkuasa meninggalkan partai politik yang membesarkannya.

Dalam sejarah politik Indonesia, menurutnya, hal itu belum pernah terjadi.

"Seorang presiden yang didukung oleh partai tertentu kemudian di satu tahun terakhir menjelang habisnya masa jabatan, dia kemudian meninggalkan partai, tanpa mengatakan mohon maaf, tanpa mengatakan saya keluar dari partai, tanpa kemudian mengembalikan kartu tanda anggota," ujarnya.

Kemudian, Ikrar menyebut langkah yang sama dilakukan Gibran usai resmi menjadi bakal cawapres Prabowo.

Sosok Wali Kota Solo itu juga belum mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) PDI-P meski sudah diminta oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Solo.

Baca juga: Ketika Puan Nyatakan PDI-P Siap Hadapi Kawan Lama...

Kendati begitu, Ikrar menilai seseorang yang berpindah partai adalah hal biasa dalam politik.

"Tapi, kalau kemudian seorang presiden yang masih berkuasa, didukung oleh partai itu kemudian menyalurkan politiknya tentang sirkulasi elite melalui partai lain, tanpa memberikan informasi kepada partai yang mendukungnya, ini nauzubillah minzalik, baru sekarang terjadi," kata Guru Besar Riset Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 1984-2017 ini.

Sebelumnya, sejumlah elite PDI-P menepis kabar hubungan Jokowi dan Megawati merenggang terkait Pemilu 2024.

Ketua DPP PDI-P Puan Maharani menepis adanya asumsi yang menyebut bahwa tensi politik antara partainya dan keluarga Jokowi sedang tinggi atau memanas berkaitan Pilpres 2024.

Baca juga: Luhut Disambangi Jokowi di Singapura, Kesehatan Berangsur Pulih dan Dukungan pada Prabowo-Gibran

Puan pun bertanya balik kepada awak media yang bertanya soal isu tingginya tensi politik antara PDI-P dan Jokowi tersebut.

"Siapa yang panas ya?" ujar Puan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada 31 Oktober 2023.

Puan mengatakan hingga kini terus berkomunikasi dengan Jokowi. Hal ini dilakukan dalam kapasitas sebagai Ketua DPR RI.

Sebagaimana diketahui, mencuatnya dugaan memanasnya hubungan Jokowi dan PDI-P terkait setelah serangkaian peristiwa politik menjelang Pemilu 2024. Salah satunya bagaimana putra sulung Jokowi maju menjadi bakal cawapres Prabowo Subianto.

Padahal, Gibran adalah kader PDI-P. Kemudian, partai yang digawangi Megawati tersebut mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai bakal pasangan calon di Pilpres 2024.

Baca juga: Ikrar Nusa Bhakti: Saya Tak Menyangka Jokowi Berubah, dari Jokowi adalah Kita Jadi seperti Raja Jawa Kecil

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Nasional
PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

Nasional
Kesaksian JK di Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Kesaksian JK di Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Nasional
DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

Nasional
Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nasional
Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Nasional
Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Nasional
Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Nasional
Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Nasional
Para 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Para "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Nasional
Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Nasional
Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan

Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan

Nasional
Wacana Kabinet Gemuk: Kemunduran Reformasi Birokrasi?

Wacana Kabinet Gemuk: Kemunduran Reformasi Birokrasi?

Nasional
Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah seperti Orde Baru

Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah seperti Orde Baru

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com