Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Al Makin
Rektor UIN Sunan Kalijaga

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Prof. Dr. phil. Al Makin, S.Ag. MA, kelahiran Bojonegoro Jawa Timur 1972 adalah Profesor UIN Sunan Kalijaga. Penulis dikenal sebagai ilmuwan serta pakar di bidang filsafat, sejarah Islam awal, sosiologi masyarakat Muslim, keragaman, multikulturalisme, studi minoritas, agama-agama asli Indonesia, dialog antar iman, dan studi Gerakan Keagamaan Baru. Saat ini tercatat sebagai Ketua Editor Jurnal Internasional Al-Jami’ah, salah satu pendiri portal jurnal Kementrian Agama Moraref, dan ketua LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UIN Sunan Kalijaga periode 2016-2020. Makin juga tercatat sebagai anggota ALMI (Asosiasi Ilmuwan Muda Indonesia) sejak 2017. Selengkapnya di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al_Makin.

Kelas Menengah Hilang?

Kompas.com - 01/11/2023, 08:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KUAT dan lemahnya demokrasi saat ini diukur dari gerakan dan peran kelas menengah dalam berpartisipasi. Dulu di Athena kuno, warga kota yang terdiri dari laki-laki dewasa dan asli dari kota itu, bukan orang asing, budak, dan perempuan berhak suara dalam demokrasi langsung.

Sekarang dalam demokrasi representatif, keputusan-keputusan penting diserahkan kepada wakil-wakil dalam eksekutif dan legislatif.

Pemungutan suara Pemilu menentukan siapa yang dipercaya dan memegang mandat. Warga negara tidak lagi terlibat langsung dalam keputusan-keputusan keseharian.

Namun jika warga pemilik suara merasa tidak puas dengan yang telah terpilih, bagaimana menyuarakannya? Dari pertanyaan inilah kelas menengah bisa menjadi penyambung untuk cek dan keseimbangan jalannya demokrasi.

Tidak semua warga bisa dan sadar berperan dalam hal itu. Kelas menengah diharapkan untuk mengambil peran, seperti warga polis (kota) Athena zaman dahulu.

Struktur masyarakat kita masih berbentuk piramida. Atas mengerucut kecil, menggambarkan kelas elite dalam kuasa ekonomi dan politik. Kelompok ini terbatas sekali.

Sementara dasar piramida sangat besar, yaitu kelas akar rumput. Jumlah besar ini suaranya dihitung dan penting dalam Pemilu, karena semua mempunyai hak pilih yang sama.

Dalam penghitungan suara tidak ada beda antara menengah dan bawah. Namun jumlah masif ini tidak bisa diharapkan berperan dalam cek dan evaluasi pelaksanaan demokrasi untuk memahami proses eksekutif dan legislatif yang rumit dan teknis.

Amerika Serikat sangat bangga dengan kelas menengahnya yang kuat dan mewarnai demokrasi kapitalis.

Hampir semua kampanye politik, baik eksekutif maupun legislatif, menekankan kepentingan kelas menengah. Gerakan kelas menengah mensponsori Barack Obama menjadi presiden.

Namun, Donald Trump membalik itu, dengan berkomunikasi lebih intensif pada kelas bawah. Politik populisme menang waktu itu. Elite langsung turun ke kelas bawah. Kelas menengah bisa dilewati begitu saja, di Amerika lagi.

Sekadar perbandingan, kelas elite dan menengah di China juga tumbuh bersamaan dengan meroketnya ekonomi dalam kancah global dari negeri itu.

Namun pemerintah otoriter di sana terus mengendalikan negara agar tetap satu partai, satu suara, dan satu kebijakan, tanpa oposisi. China bukan contoh bagi Indonesia.

Indonesia menganut sistem multi-parti. Sementara sistem presidensial kita menyerupai Amerika, dengan prosedur pemilihan langsung.

Di China hanya ada satu partai yang terus melakukan intervensi terhadap politik warga dan gerak ekonomi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com