JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa Indonesia sangat marah atas situasi di Gaza yang disebut semakin memburuk akibat serangan Israel.
Hal ini disampaikan Jokowi dalam keterangan pers seusai rapat terbatas membahas konflik Israel dan Palestina di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/10/2023) sore.
"Baru saja tadi saya memimpin rapat terbatas mengenai Palestina, Indonesia sangat marah terhadap memburuknya situasi di Gaza, terutama situasi kemanusiaan," kata Jokowi, Senin, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi menegaskan bahwa pemerintah terus mengikuti perkembangan di Gaza secara dekat.
Baca juga: Serangan Israel di Gaza Hancurkan 203 Sekolah dan 54 Tempat Ibadah
Ia mengatakan, sikap Indonesia atas konflik yang terjadi di Gaza pun sangat jelas dan tegas.
"Mengutuk keras serangan terhadap masyarakat sipil dan fasilitas sipil di Gaza. Kekerasan harus dihentikan, gencatan senjata harus terus diupayakan," ujar Jokowi.
Jokowi juga menekankan bahwa bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Gaza harus terus didorong dan dipercepat.
"Indonesia terus melakukan komunikasi dengan banyak pihak untuk mengupayakan penyelesaian masalah ini," katanya.
Mantan gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, Indonesia juga akan mengirim bantuan kemanusiaan yang akan disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan rakyat palestina.
Kloter pertama bantuan akan dikirimkan pada pekan ini, terdiri dari bantuan yang diberikan oleh pemerintah, dunia usaha, serta masyarakat.
Baca juga: Aktivis HAM Minta Dunia Internasional Ambil Langkah Konkret Akhiri Kekerasan di Gaza
Dikutip dari Al Jazeera, Senin (30/10/2023), serangan udara Israel yang sedang berlangsung di Gaza telah menghancurkan 54 tempat ibadah, terdiri dari 47 masjid dan tujuh gereja. Hal itu sebagaimana data pemerintah di Gaza.
Angka tersebut terhitung sejak Israel melancarkan perang terhadap Hamas sebagai serangan balasan terhadap kelompok tersebut pada 7 Oktober lalu di Israel.
Sementara itu, Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan sebanyak 203 sekolah dan 80 kantor pemerintah juga telah hancur dalam tiga pekan terakhir.
Sebagaimana diberitakan Al Jazeera Arabic, Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza, Salama Maarouf menyebut bahwa 220.000 unit rumah rusak dan 32.000 bangunan hancur total akibat pengeboman besar-besaran oleh Israel.
Sedangkan terkait dengan korban jiwa, lebih dari 8.000 orang dilaporkan telah tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023, termasuk lebih dari 3.000 anak-anak dan lebih dari 2.000 perempuan.
Di sisi Israel, ada sedikitnya 1.400 orang yang dilaporkan tewas saat Hamas menyerbu awal Oktober lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.