JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka disarankan fokus menyelesaikan tugasnya sampai akhir masa jabatan, dan tak terburu-buru memasuki persaingan dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 supaya tak dicap sebagai pemimpin "karbitan".
Mantan komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang juga menjadi bagian kelompok yang menyampaikan Maklumat Juanda, Erry Riyana Hardjapamekas, menilai terdapat 3 persoalan jika Gibran tetap didorong maju menjadi peserta Pilpres 2024.
Maklumat Juanda diteken oleh sejumlah tokoh yang merupakan para pendukung Presiden Jokowi.
Gibran kemarin resmi mendapat dukungan dari Partai Golkar untuk menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.
Akan tetapi, Gibran masih menyandang status sebagai anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Sedangkan PDI-P mengusung pasangan bakal capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Baca juga: Tak Perlu Menangisi Gibran, PDIP!
Erry menilai jika Gibran tetap didorong maju dalam Pilpres 2024, maka hubungan dengan PDI-P akan terganggu.
"Ini kan perkara loyalitas terhadap partai ya. Pasti itu yang akan terganggu," kata Erry saat dihubungi Kompas.com, seperti dikutip pada Minggu (22/10/2023).
Selain itu, Gibran menjabat sebagai Wali Kota Solo sejak 26 Februari 2021 dan baru berakhir pada 2025 mendatang.
Erry menilai Gibran masih mempunyai waktu panjang buat menempa pengalaman buat mengisi posisi jabatan publik dan karier politiknya.
"Kedua soal kaderisasi. Jangan karbitan deh. Meritokrasi tetap nomor satu. Bahwa ada jalan lebih cepat karena dia anak presiden itu soal lain ya, tapi meritnya mesti jelas dong," ujar Erry.
Baca juga: Jokowi Anggap Manuver Politik Gibran Urusan Pribadi
Menurut Erry, pengalaman politik Gibran yang baru 2 tahun memimpin Kota Solo dianggap masih perlu diasah, seperti ayahnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Persoalan ketiga, kata Erry, hasrat supaya Gibran yang merupakan anak Presiden Jokowi bisa menapaki jenjang posisi politik tertinggi seperti ayahnya tidak dilarang, tetapi diharapkan tetap mengedepankan etika.
"Menunjukkan keinginan yang kuat itu boleh direalisasikan tanpa melupakan norma-norma," ujar Erry.
Dukungan resmi dari Golkar kepada Gibran buat menjadi bakal cawapres Prabowo disampaikan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar, Sabtu (21/10/2023) kemarin.
Baca juga: Gibran Sowan ke Partai Gelora, Bahas Kepemimpinan dan Pengalaman Masuk Politik
Sampai saat ini terdapat 8 partai politik yang bergabung ke dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Mereka adalah Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora Indonesia, Partai Garuda, PRIMA, dan Partai Demokrat.